tirto.id - Presiden Joko Widodo mulai pesimistis dengan capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2019.
Menurutnya, target yang dipatok sebesar 5,3 persen dalam APBN akan meleset dan perekonomian Indonesia hanya mampu tumbuh 5,04 atau 5,05 persen.
Jokowi bilang, kondisi ini tak terelakan dan mungkin berlanjut sampai tahun depan.
Apalagi, Bank Dunia dan International Monetary Fund (IMF) telah memprediksi perlambatan ekonomi terus berlanjut hingga 2020.
“Saya kira pertumbuhan ekonomi kita tahun ini mungkin 5,04 persen atau 5,05 persen. Kira-kira begitu tahun depan dengan ekonomi global yang menurut Bank Dunia, IMF bisa turun lagi,” ucap Jokowi dalam paparannya di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Kamis (28/11/2019).
Jokowi mengatakan, Direktur Pelaksana IMF dan petinggi Bank Dunia sudah memperingatkannya untuk berhati-hati terhadap perekonomian global yang penuh ketidakpastian.
Karena itu, ia menegaskan, pemerintah akan mengelola kebijakan fiskal dengan lebih hati-hati atau prudent.
Jokowi juga nerharap sektor swasta dan lebih banyak berperan mengingat kemampuan APBN terbatas mengingat pemerintah juga perlu menjaga defisitnya.
“Saya setuju fiskal harus prudent. APBN hanya memengaruhi kurang lebih 14 persen. Artiya 86 persen perputaran uang dan ekonomi itu di swasta dan BUMN,” ucap Jokowi.
Kendati demikian, Jokowi bilang keadaan Indonesia saat ini jauh lebih baik dari negara lain dalam hal pertumbuhan ekonomi. Pasalnya pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berada di peringkat ketiga.
“Di bawah India dan Cina baru Indonesia sehingga optimisme ini perlu kita syukuri,” ucap Jokowi.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Hendra Friana