Menuju konten utama

Jokowi Minta Kerja TGIPF Tragedi Kanjuruhan Beres Hanya Sebulan

Mahfud MD mengatakan TGIPF Tragedi Kanjuruhan akan mulai rapat malam ini untuk memenuhi keinginan Jokowi agar tuntas kurang dari sebulan.

Jokowi Minta Kerja TGIPF Tragedi Kanjuruhan Beres Hanya Sebulan
Suporter Arema FC (Aremania) menabur bunga di Patung Singa Stadion Kanjuruhan, Malang, jawa Timur, Minggu (2/10/2022). Sejumlah suporter Arema menabur bunga di Stadion Kanjuruhan sebagai bentuk duka cita atas jatuhnya korban dalam kerusuhan yang terjadi di stadion itu. ANTARA FOTO/Zabur Karuru/foc.

tirto.id - Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD mengatakan Presiden Joko Widodo meminta agar Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan bisa menuntaskan tugasnya dalam kurun waktu kurang dari satu bulan.

"Tadi presiden minta kalau bisa jangan sampai sebulan sudah bisa menyimpulkan. Ya nanti kita olah," kata Mahfud di usai melapor ke Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (4/10/2022).

Mahfud mengaku TGIPF Tragedi Kanjuruhan akan mulai rapat malam ini. Mahfud menuturkan, mereka perlu menemui berbagai pihak, memeriksa lapangan, mencari info komando, jaringan-jaringan seperti bisnis dan periklanan.

Tim akan mulai melakukan pemanggilan dan permintaan keterangan setelah TGIPF rampung mengidentifikasi masalah.

"Nanti malam pertama kali, pertama ya memahami tugas sesuai dengan keppres, lalu yang kedua akan memetakan dan mengidentifikasi masalah. yang ketiga bagi tugas. Sesudah itu nanti kesimpulan-kesimpulan," kata Mahfud.

Mahfud mengatakan masalah besar dari tragedi Kanjuruhan sebenarnya sudah diketahui. Lanjut Mahfud, dirinya bersama TGIPF tinggal mengumpulkan masalah-masalah yang lebih rinci, sehingga ia berjanji bisa rampung tidak sampai satu bulan.

Mahfud mengatakan setidaknya ada beberapa hal yang harus ditelusuri terkait detail kejadian yang hingga saat ini dikonfirmasi menelan sedikitnya 125 korban jiwa itu.

Salah satu yang disorot oleh Mahfud adalah mengenai keputusan tetap menyelenggarakan pertandingan pada malam hari, meskipun sudah ada usulan dimajukan ke siang atau sore hari.

Sebelum mulai bekerja penuh, Mahfud mengatakan Presiden Jokowi pada Selasa ini akan mengeluarkan Keputusan Presiden (Keppres) sebagai payung hukum dan dasar tugas TGIPF Tragedi Kanjuruhan.

"Karena di setiap institusi juga punya tim investigasi sendiri, sehingga yang terpadu ini bergabung dalam Keppres ini. Menpora punya tim, PSSI punya tim, Irwasum punya tim. Itu bagus untuk menyelidiki agar terang, lalu nanti dikoordinasikan dengan kami di Kemenkopolhukam, di tim yang dibentuk oleh Presiden," kata Mahfud.

Tragedi Kanjuruhan berawal ribuan suporter Arema FC turun ke lapangan meluapkan emosi karena timnya kalah. Akan tetapi, aparat justru merespon dengan penembakan gas air mata yang berujung kekacauan di lapangan. Akibat insiden tersebut, pemerintah mengklaim bahwa ada 125 orang korban jiwa dalam insiden tersebut.

Selain korban jiwa, sekitar 13 mobil rusak dalam kejadian tersebut, 10 di antaranya mobil dinas milik Polri, mobil patroli, mobil truk Brimob, mobil Patwal, mobil K9 dan juga ada mobil pribadi.

Presiden Jokowi sudah mengambil sikap atas kejadian yang menewaskan ratusan jiwa tersebut. Ia memerintahkan ada pemberian pengobatan kepada para korban. Jokowi juga menginstruksikan penghentian Liga 1 serta pengusutan atas kericuhan tersebut.

"Khusus kepada kapolri, saya minta melakukan investigasi dan mengusut tuntas kasus ini. Untuk itu, saya juga memerintahkan PSSI untuk menghentikan sementara Liga 1 sampai evaluasi dan perbaikan prosedur pengamanan dilakukan," kata Jokowi dalam keterangan, Minggu (2/10/2022).

Sebagai tindak lanjut, Kementerian Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Kemenkopolhukam) membentuk Tim Gabungan Independen Pencari Fakta.

Tim yang dipimpin Menkopolhukam Mahfud MD dan beranggotakan purnawirawan, aktivis sepakbola dan akademisi itu akan melakukan pendalaman. Selain itu, pemerintah, lewat pemerintah daerah kabupaten/kota dan provinsi juga sudah mulai memberikan santunan kepada korban.

Baca juga artikel terkait TRAGEDI KANJURUHAN atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Politik
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Bayu Septianto