tirto.id - Presiden Joko Widodo meminta kebijakan bioenergi di tahun 2021 dilanjutkan dengan mengimplementasikan mandatori campuran biodiesel 40 persen dalam solar atau B40.
Ia mengatakan, hal itu diperlukan untuk menekan impor minyak yang menyebabkan defisit neraca dagang serta memperlebar defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD),
"Defisit ransaksi berjalan harus semakin menurun sehingga perlu diberikan prioritas pengembangan industri substitusi impor, kemudian melanjutkan kebijakan bioenergi ke program B40-B50," ujar Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (9/3/2020).
Jokowi juga mngatakan bahwa kebijakan makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal untuk tahun 2021 menghitung secara detail mengenai risiko pelemahan ekonomi global, termasuk akibat dari merebaknya virus Korona yang terjadi di awal tahun ini dan kemungkinan dampak ekonomi lanjutan di tahun 2021.
Kemudian Langkah-langkah mitigasi yang dikerjakan tahun 2020 juga harus diperkuat agar daya tahan ekonomi nasional terjaga di tengah berbagai risiko yang mungkin muncul.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga meminta kebijakan fiskal tahun 2021 bisa memberikan stimulus peningkatan daya saing ekonomi nasional, penciptaan nilai tambah, serta mendorong pemerataan pembangunan.
Daya tarik investasi, lanjutnya, harus terus ditingkatkan agar bisa membuka banyak lagi lapangan kerja baru, insentif bagi tumbuhnya industri manufaktur juga harus diberikan, terutama yang berkaitan dengan industri padat karya.
"Kemudian juga hilirisasi industri harus terus didorong, termasuk di Kawasan Indoneisa Bagian Timur, ini terutama. Penguatan UMKM harus terus dilakukan sehingga mampu naik kelas masuk dalam supply chain nasional maupun supply chain global," pungkasnya.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Hendra Friana