tirto.id - Pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin unggul dalam perolehan suara Pilpres 2019 yang digelar di TPS Luar Negeri (TPSLN) Osaka, Jepang. Di kota ini, mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (BTP) tercatat menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2019.
Berdasarkan hasil rekapitulasi Pemilu 2019 yang digelar KPU RI, Senin (6/5/2019), Jokowi-Ma'ruf mendapatkan 2.066 suara di Osaka. Sementara Prabowo Subianto-Sandiaga Uno meraih 1.356 suara.
Ketua Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Osaka, Jepang, Anung Wibowo menjelaskan jumlah suara sah di Osaka adalah 3.422. Dia juga mencatat ada 94 suara tidak sah.
"Ada 3.278 WNI yang terdaftar di DPT dan menggunakan hak suaranya di Osaka," ujar Anung di Kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (6/5/2019).
Menurut Anung, sebanyak 104 WNI, termasuk BTP, menggunakan hak suara karena terdaftar di DPTb (Daftar Pemilih Tetap Tambahan). Ada juga 134 pemilih yang masuk DPK di pemilu di Osaka.
Cerita PPLN Soal Kericuhan saat Pencoblosan di Osaka
Anung sempat menjelaskan tentang kericuhan yang terjadi saat pencoblosan di Osaka. Menurut Anung, keributan terjadi lantaran BTP sempat keluar dari barisan antrean pemilih untuk melayani permintaan foto masyarakat. Usai berfoto, BTP kembali ke lokasi semula dia mengantre namun diprotes masyarakat.
"Masyarakat tidak mau. Kenapa tidak mau? Kebiasaan di Jepang, kalau kita antre kemudian keluar dari antrean, dia harus antre dari belakang," ujar Anung.
Menurut dia, BTP pun sempat terlibat adu argumen dengan masyarakat dan saksi dari pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Akan tetapi, PPLN Osaka langsung menengahi perdebatan itu setelah kurang lebih 7 menit terjadi adu argumentasi.
"Karena apa? Mohon maaf di sana juga terlihat, di sana sudah mulai [terdengar] takbir dan di situ dalam ruangan yang sempit sehingga polisi datang," ujar Anung.
"Jadi saya sampaikan, mohon maaf, kalau anda tidak berhenti ribut, polisi yang turun tangan, kita bubar pemilu. Akhirnya mereka bisa mengerti dan diselesaikan," tambah dia.
Dalam sebuah video yang viral di Twitter beberapa waktu lalu, BTP memang terlihat berdebat dengan sejumlah orang yang diduga petugas Panitia Pemilih Luar Negeri (PPLN) KJRI Osaka, Jepang. BTP mencoblos pada 14 April lalu di Osaka.
“Itu DPTb [Daftar Pemilih Tambahan]. Yang didahulukan harusnya DPT," protes BTP dalam video tersebut.
Dalam video itu, BTP bersikeras agar PPLN Osaka mendahulukan pemilih yang masuk Daftar Pemilih Tetap (DPT) ketimbang Daftar Pemilih Tambahan (DPTb) atau Daftar Pemilih Khusus (DPK) sesuai dengan peraturan yang diatur dalam UU Pemilu.
“Malah dibilang gak boleh, antre sama yang lain, percuma dong dua bulan, saya harus antre. Padahal sejak keluar dari tahanan, saya berusaha tidak mau marah, tapi pas ketemu orang kayak gitu mesti dimarahi, baru dia takut. Kalau gak, gak bisa pilih tadi,” ujar BTP di video itu.
“Bayangin gara-gara diserobot orang, tak bisa milih, tak tahu siapa yang nyerobot itu. Jadi, rupanya saya di Osaka itu untuk menyelamatkan suara beberapa orang,” imbuhnya.
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Addi M Idhom