tirto.id - Menteri Sekretaris Negara Pratikno mengatakan pemerintah belum berencana me-reshuffle kabinet. Sebab, kata dia, kabinet yang ada saat ini sudah berjalan dengan baik setelah teguran Presiden Joko Widodo pada 18 Juni 2020.
“Tentunya dengan progres yang bagus ini, isu reshuffle tidak relevan sejauh bagus terus. Sekarang sudah bagus dan semoga bagus terus. Tentu saja kalau bagus terus, ya enggak ada isu, enggak relevan lagi reshuffle," kata Pratikno dalam konferensi pers tentang peringatan HUT RI ke-75 yang ditayangkan di Youtube Sekretariat Presiden, Senin (6/7/2020).
Pratikno menceritakan, Presiden Jokowi ingin menjadikan pandemi COVID-19 sebagai upaya mereformasi Indonesia. Pratikno menuturkan COVID-19 memang menjadi perhatian Jokowi karena ingin pandemi cepat selesai, tetapi juga memanfaatkan pandemi demi kemajuan bangsa.
“Beliau juga sangat menyadari pandemi ini jangan semata harus kita segera selesaikan masalahnya, tapi juga sebagai momentum fundamental reform," kata Pratikno.
Pratikno menambahkan, "Beliau kadang mengatakan jangan sia-siakan krisis ini, jangan sia-siakan masalah besar ini, masalah besar ini justru sebagai momentum.”
Oleh karena itu, kata Pratikno, Jokowi ingin agar seluruh institusi bekerja keras saat pandemi. Ia mengakui kalau kantor sempat terkendala saat transisi penanganan COVID-19. Akan tetapi, Presiden justru ingin agar kabinet bisa bekerja lebih baik saat pandemi.
Presiden Jokowi menegur semua pejabat negara dalam rapat pada 18 Juni 2020, kata Pratikno, sebab presiden ingin masalah ekonomi selesai, bantuan diterima masyarakat di seluruh pelosok hingga meningkatkan daya beli masyarakat. Akan tetapi kinerja kabinet belum optimal.
“Itulah beliau memberikan teguran keras pada sidang kabinet paripurna yang lalu," kata Pratikno.
Teguran tersebut akhirnya membuat kabinet berjalan. Ia pun menyebut, banyak kementerian lembaga mulai bekerja dengan baik. Hal tersebut berdasarkan angka serapan yang naik serta program-program yang mulai berjalan.
“Teguran keras tersebut dilaksanakan secara cepat oleh kabinet. Ini progres yang bagus. Jadi kalau progresnya bagus, ngapain di-reshuffle?" kata Pratikno.
Ia pun mengajak masyarakat untuk tidak membahas lagi soal reshuffle. Ia menuturkan, pemerintah fokus dalam menyelesaikan masalah pandemi Covid-19.
“Jadi jangan ribut lagi reshuffle karena porgres kabinet berjalan dengan bagus," kata Pratikno.
Presiden Jokowi sempat marah besar dalam rapat paripurna pada 18 Juni 2020. Dalam video yang diunggah Sekretariat Presiden, mantan Wali Kota Solo itu menyoalkan kinerja kabinet yang tidak optimal dalam menangani COVID-19.
Jokowi menekankan kalau dirinya akan mempertaruhkan reputasi politiknya demi rakyat Indonesia. Bahkan Jokowi tidak menutup kemungkinan menutup lembaga hingga reshuffle demi rakyat.
"Langkah apa pun yang extraordinary akan saya lakukan. Untuk 267 juta rakyat kita. Untuk negara," tegas Jokowi.
Jokowi menambahkan, "Bisa saja, membubarkan lembaga. Bisa saja resuffle. Udah kepikiran ke mana-mana saya. Entah buat Perppu yang lebih penting lagi. Kalau memang diperlukan.”
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz