Menuju konten utama

Jokowi Klaim Pegang Teguh Komitmen Jaga Kemerdekaan Pers

Jokowi mengajak wartawan untuk tidak sekadar mengembangkan jurnalisme yang baik, tetapi jurnalisme bijak.

Jokowi Klaim Pegang Teguh Komitmen Jaga Kemerdekaan Pers
Presiden Jokowi menyampaikan pidatonya saat peringatan Hari SumpahPemuda ke-93 secara virtual di Istana Kepresidenan Bogor, Kamis (28 /10). FOTO/Biro Pers Sekretariat Presiden.

tirto.id -

Presiden Jokowi memastikan pemerintah akan menjaga kemerdekaan pers. Selain itu, ia juga menjamin pemerintahan Jokowi-Maruf Amin akan setia menerima kritik dari publik.

"Pemerintah akan terus memegang teguh komitmen untuk menjaga kemerdekaan pers, membuka ruang bagi insan pers untuk menyuarakan kepentingan publik. Terbuka atas sikap kritis dan solutif mengawal berbagai kebijakan pemerintah," kata Jokowi saat memberikan sambutan dalam Kongres IJTI ke-6 secara daring, Jumat (29/10/2021).

"Saya juga menyadari begitu banyak kritikan kepada pemerintah terutama terhadap hal-hal yang belum bisa kita selesaikan. Kritik yang membangun itu sangat penting dan pemerintah akan menjawab dengan pemenuhan tanggung jawab agar membuahkan hasil yang diharapkan untuk kepentingan rakyat," tegas mantan Walikota Solo itu.

Di saat yang sama, Jokowi berterima kasih kepada jurnalis televisi yang dua tahun terakhir memberitakan pandemi COVID secara akurat, informatif tetapi diikuti kritik konstruktif. Jokowi menilai jurnalis tv berperan penting dalam menjaga situasi tetap jernih dan membangkitkan optimisme di masa pandemi.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengajak wartawan untuk tidak sekadar mengembangkan jurnalisme yang baik (good journalism), tetapi jurnalisme bijak (wise journalism).

"Jurnalisme tidak sekedar fakta tetapi juga memperhitungkan dampak. Tidak saja good journalism, tapi juga wise journalism. Jurnalisme yang bijak," kata Jokowi.

Jokowi juga memahami dinamika dunia pers yang mampu beradaptasi. Tidak sedikit media mempelajari kompetensi baru hingga inovatif di masa pandemi.

Ia mengingatkan, kehadiran platform baru dalam media tidak boleh sekadar mencari pembaca atau penonton, tetapi juga untuk kepentingan bangsa.

"Kehadiran platform media baru juga harus mendukung transformasi kemajuan bangsa. Bukan semata-mata dimotivasi untuk menumpuk jumlah viewers, menumpuk jumlah subscriber, menumpuk jumlah like ataupun sekadar clickbait. Tapi seharusnya bisa memberikan kontribusi untuk masyarakat bangsa dan kemanusiaan," tutur Jokowi.

Baca juga artikel terkait JOKOWI atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Politik
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Nur Hidayah Perwitasari