Menuju konten utama

Jokowi Klaim Daya Beli Tidak Turun dan Investasi Makin Mudah

Presiden Joko Widodo berupaya meyakinkan para pengusaha nasional anggota Kadin Indonesia bahwa iklim bisnis nasional terus membaik. Dia mengklaim daya beli masyarakat tidak terbukti menurun dan investasi juga semakin mudah.

Jokowi Klaim Daya Beli Tidak Turun dan Investasi Makin Mudah
(Ilustrasi) Presiden Joko Widodo (kiri) menyapa para praktisi di bidang kopi dalam acara "Ngopi Sore Bersama Presiden" di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Minggu (1/10/2017). ANTARA FOTO/Rosa Panggabean.

tirto.id - Presiden Joko Widodo berusaha meyakinkan kalangan pengusaha bahwa iklim bisnis di Indonesia terus membaik saat menutup Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia 2017 di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, pada Selasa sore (3/10/2017).

Di forum itu, Jokowi kembali menegaskan isu penurunan daya beli masyarakat Indonesia tidak memiliki dasar kuat. Menurut dia, kini sedang terjadi perpindahan aktivitas perdagangan dari model offline ke online sehingga ada kesan daya beli masyarakat turun.

“Banyak orang yang ke situ (online). Kalau ada toko tutup ya karena itu, salahnya nggak mengikuti zaman,” kata Jokowi.

Adapun salah satu indikator yang dijadikan acuan oleh Jokowi untuk menjawab isu penurunan daya beli tersebut yaitu besaran persentase pengguna jasa kurir. Jokowi mencatat, per akhir September 2017, jasa kurir telah mengalami kenaikan sebesar 130 persen.

Peningkatan pada aktivitas ekonomi juga diklaim Jokowi dapat dilihat dari pertumbuhan penerimaan pajak. Besaran untuk PPN (Pajak Pertambahan Nilai) disebutkan mencapai 12,5 persen.

Sementara jika dilihat per sektornya, Jokowi menyebutkan sektor industri mengalami peningkatan sebesar 16,36 persen dibandingkan tahun lalu (year-on-year), sektor perdagangan naik 18,7 persen, pertambangan naik 30,1 persen, dan pertanian meningkat 23 persen.

Dia berujar, “Dengan angka seperti ini, masa nggak percaya (daya beli tak turun)?”

Jokowi mengimbuhkan, “Akan tetapi konstruksi memang hanya 2,4 persen. Kenapa bisa turun? Karena dulu sudah saya turunkan pajak finalnya dari 5 persen menjadi 2,5 persen.”

Dia juga mengimbau agar pelaku usaha tetap optimistis dengan iklim bisnis di Indonesia. Menurut Jokowi, seharusnya pengusaha tidak ragu untuk beraktivitas bisnis karena berbagai macam indikator yang terkait dengan kelayakan Indonesia sebagai tujuan berinvestasi sudah jelas.

Jokowi pun lantas memperkuat argumennya itu dengan menyebutkan sejumlah peringkat layak investasi (investment grade) yang telah diterima Indonesia dari Moody’s, Fitch Rating, dan S&P.

“Selain itu, kenaikan negara tujuan investasi dari peringkat 8 ke 4. Ini juga kepercayaan. Dalam indeks kemudahan berbisnis (Ease of Doing Business/EODB) dari yang tadinya 120, sekarang 91,” kata Jokowi saat menutup

Lebih lanjut, Jokowi menyayangkan, dengan pencapaian yang diraih Indonesia selama ini dalam perbaikan kemudahan usaha, para pengusaha terkadang masih tidak percaya diri.

“Kalau angka seperti ini masih diragukan, sebetulnya yang meragukan bukan berasal dari dunia usaha. Saya yakin ini orang politik, atau politikus yang memiliki sampingan di dunia usaha,” ujar Jokowi.

Jokowi juga menyatakan kesediaannya untuk berdiskusi dengan para pengusaha terkait kendala mereka di lapangan.

“Saya lihat siapa yang ngomong. Kalau (dari ranah) politik, nggak apa-apa. Sedangkan kalau pengusaha murni, saya ajak ngomong. Orang politik kan memang tugasnya itu, membuat isu-isu untuk 2019. Sudah kita blak-blakan saja,” ucap Jokowi.

Baca juga artikel terkait DAYA BELI MASYARAKAT atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Addi M Idhom