tirto.id - Kemunculan generasi Y (sebutan lain dari generasi milenial) sebagai agen pembawa perubahan akan sangat mempengaruhi pasar baik politik maupun ekonomi Indonesia dalam kurun 5-10 tahun ke depan. Hal ini diutarakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menghadiri Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) I Partai Hanura Tahun 2017.
"Perlu saya ingatkan kepada kita semuanya bahwa 5-10 tahun yang akan datang, sekarang sudah muncul generasi Y yang 5-10 tahun lagi akan mempengaruhi pasar, akan mempengaruhi landskap politik dan ekonomi kita. Akan terjadi perubahan yang sangat besar. Transisi ini yang harus kita waspadai karena generasi Y ini akan mempengaruhi," kata Jokowi di Kawasan Kuta, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Jumat (4/8/2017).
Hal itu disampaikan Presiden untuk menyadarkan kepada semua bahwa perubahan global, betul-betul ada, dan sudah nyata.
Jokowi menuturkan, generasi Y itu nantinya sudah tidak membaca koran, tidak melihat TV lagi, tapi pegangannya hanya satu yakni kotak kecil yang namanya gadget, gawai, atau smartphone.
"Mau lihat berita mereka hanya klik di situ. Ingin film atau TV mereka hanya klik seperti sekarang, Netflix, nantinya semua akan mengarah ke sana," katanya.
Perubahan-perubahan seperti inilah kata Presiden, yang harus disadari hingga nantinya akan ada landskap ekonomi baru dan landskap politik baru, baik global, nasional, maupun daerah.
Baca juga:
Pada kesempatan itu, ia kemudian mengajak semua kalangan untuk bersiap menghadapi transisi-transisi seperti ini karena generasi Y atau generasi milenial itulah yang nanti mempengaruhi pasar, ekonomi, dan politik.
Presiden Jokowi juga mengingatkan berbagai upaya yang telah dilakukan pemerintah termasuk membangun proyek infrastruktur.
Lebih lanjut, setelah pembangunan infrastruktur sudah dimulai dikerjakan, kata Presiden, maka tahapan berikutnya yang harus dimulai adalah pembangunan sumber daya manusia.
"Ini wajib dan harus kita lakukan karena persiapan-persiapan dalam menghadapi persaingan global itu harus betul-betul kita siapkan secara detail dan baik. Tidak bisa lagi misalnya saya berikan contoh pendidikan vokasional kita dan perguruan tinggi itu monoton dan rutinitas seperti yang kita hadapi sekarang. Linier seperti yang kita kerjakan sekarang ini. Kita juga harus berani mengubah semuanya," katanya.
Ia mencontohkan misalnya SMK yang sudah puluhan tahun hanya membuka jurusan bangunan, jurusan listrik, dan jurusan mesin, padahal dunia sudah berubah.
"Mestinya jurusan-jurusan ini juga harus diganti dengan perubahan-perubahan yang ada. Bisa saja jurusan animasi, jurusan video, jurusan retail, jurusan mekatronika," kata Jokowi seperti dikutip dari Antara.
Ia berpendapat, dunia sudah berubah sehingga perlu sikap yang fleksibel dan tidak linier untuk mengantisipasinya.
Oleh karena itu, Presiden meminta jajarannya agar menyederhanakan regulasi-regulasi yang menghambat untuk diganti dengan kebijakan-kebijakan baru sehingga lebih fleksibel.
"Saya sudah menyampaikan kepada Mendikbud juga misalnya agar kita ini memiliki sebuah fleksibiltas sehingga bisa merespons setiap perubahan-perubahan yang ada di dunia. Mendikbud, Mendikti, itu harus sangat responsif terhadap perubahan-perubahan yang ada di global maupun yang kita hadapi di negara kita," katanya.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari