Menuju konten utama

Jokowi Inginkan Stabilitas Politik, sampai Takut Golkar Pecah

Jokowi mengatakan kalau Golkar goyang, perpolitikan nasional ikut goyang. Golkar dingin, perpolitikan ikut dingin.

Jokowi Inginkan Stabilitas Politik, sampai Takut Golkar Pecah
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat peringatan HUT ke-55 Partai Golkar di Jakarta, Rabu (6/11/2019). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.

tirto.id - Presiden Joko Widodo menghadiri pembukaan Musyawarah Nasional X Partai Golkar, Selasa (3/12/2019). Dalam sambutannya ia mengatakan ada hubungan antara perpolitikan Indonesia dengan partai tersebut.

"Kalau Golkar panas, perpolitikan nasional ikut panas. Sebetulnya juga tidak apa, tapi kalau ada jalan persaudaraan, jalan kerukunan, mengapa tempuh yang panas-panas?" ucap dia di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta.

"Saya ini hanya melihat dari jauh. Kalau Golkar ini pecah jadi partai baru lagi, itu kekhawatiran saya. Sekali lagi, Golkar adalah partai besar yang menjadi aset besar bagi Indonesia. Mari kita jaga bersama," sambung Joko Widodo.

Presiden kembali menegaskan ihwal stabilitas politik dengan partai berlogo beringin itu. "Kalau Golkar goyang, perpolitikan nasional ikut goyang. Golkar dingin, perpolitikan ikut dingin," tegas dia.

Ketika memasuki area musyawarah, Joko Widodo mengatakan 'hawa' kegiatan tersebut sejuk. Hal ini berkaitan dengan mundurnya Bambang Soesatyo (Bamsoet) dalam pertarungan calon Ketua Umum Partai Golkar.

Bamsoet menyatakan mundur secara sukarela dari bursa pencalonan ketua umum dengan dalih menjaga stabilitas politik partai.

“Demi menjaga keutuhan dan solidaritas partai Golkar, saya menyatakan tidak meneruskan pencalonan saya sebagai kandidat ketua umum Golkar," kata Bamsoet.

Pernyataan itu ia lontarkan sebelum musyawarah berlangsung. Bamsoet mengaku keputusannya mundur tidak lepas dari pendapat senior Partai Golkar. Ia bilang sebagai kader yang lebih muda, ia tidak punya pilihan lain selain patuh.

“Ini cara kami menyelesaikan masalah. Ketika senior kasih pendapat. Kami yang muda, patuh. Kami mematuhi Pak Ical, Pak Luhut, dan Pak Akbar," ucap Bamsoet.

Dia juga sempat menyinggung pertemuan dadakan di kantor Luhut itu adalah buah hasil lobi antara Airlangga dan Luhut.

Baca juga artikel terkait MUNAS GOLKAR atau tulisan lainnya dari Adi Briantika

tirto.id - Politik
Reporter: Adi Briantika
Penulis: Adi Briantika
Editor: Irwan Syambudi