Menuju konten utama

Jokowi: Basarnas Harus Militan di Tengah 'Kepungan' Bencana

Jokowi ingin petugas Basarnas memanfaatkan teknologi dalam melakukan pencarian dan pertolongan.

Jokowi: Basarnas Harus Militan di Tengah 'Kepungan' Bencana
Tim SAR melakukan evakuasi korban gempa yang tertimbun reruntuhan bangunan hotel Roa-Roa di Palu, Minggu (30/9/2018). ANTARA FOTO/BNPB

tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin petugas Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) bergerak secara militan dalam menyelamatkan nyawa manusia di tengah 'kepungan' bencana. Kesiapsiagaan dinilai penting untuk memitigasi segala kemungkinan yang terjadi.

"Kita perlu tim SAR yang cepat tanggap, yang militan, yang mampu memberikan pertolongan yang cepat dan tepat terhadap kondisi yang memerlukan penanganan khusus bencana tanggap darurat serta yang membahayakan manusia," ujarnya dalam Rapat Kerja Nasional Basarnas secara virtual dari Istana Negara, Jakarta, Senin (21/2/2022).

Jokowi berujar, Indonesia merupakan negara yang memiliki tingkat kerawanan bencana cukup tinggi. Sektor pencarian dan pertolongan akan penuh tantangan. Kendati begitu, kegiatan penyelamatan nyawa manusia harus dikedepankan.

"Tantangan kita dalam menghadapi situasi kedaruratan akan semakin besar, tetapi dalam situasi apapun pelayanan SAR harus sigap dan cepat untuk menyelamatkan setiap jiwa manusia, di manapun dalam situasi apapun setiap jiwa harus diselamatkan dari risiko bencana dan kedaruratan lainnya," tutur Jokowi.

"Basarnas harus segera hadir secara cepat untuk memberikan pertolongan, setiap detik sangatlah berarti bagi keselamatan jiwa," sambung dia.

Jokowi menyarankan Basarnas melakukan sejumlah hal. Pertama, Basarnas harus berinovasi dan memanfaatkan teknologi dalam penyelamatan dan pencarian agar semakin efektif dan efisien. "Saya ulang Basarnas tidak boleh ketinggalan dalam hal teknologi, harus cepat beradaptasi dengan perkembangan teknologi sar yang terkini," kata Jokowi.

Kedua, Basarnas harus memperkuat kompetensi sumber daya manusia (SDM). Setiap petugas SAR harus memiliki kemampuan yang relevan. Selain itu, keselamatan anggota di lapangan juga harus menjadi perhatian utama.

Ketiga, Jokowi ingin ada sinergi dan kolaborasi. Basarnas harus bekerja sama dengan kementerian/lembaga, TNI-Polri maupun organisasi kemasyarakatan yang fokus pada SAR. Ia ingin agar logika egosektoral dihilangkan dalam setiap operasi kemanusiaan. Semua elemen, kata Jokowi, harus bersinergi dalam operasi kemanusiaan.

Keempat, Jokowi ingin ada penguatan pencegahan, mitigasi dan antisipasi dalam operasi penyelamatan dan pencarian. Ia ingin kesadaran publik dalam peduli dan sigap bencana semakin kuat agar masyarakat tangguh dalam situasi kedaruratan.

"Terakhir diharapkan Rakernas ini melahirkan gagasan-gagasan yang inovatif yang implementatif, terobosan-terobosan penting untuk meningkatkan pelayanan dasar pada masyarakat," kata Jokowi.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada 5.402 kejadian bencana yang melanda Indonesia sepanjang 2021 dengan komposisi 99,5 persen hidrometeorologi.

"Jumlah kejadian tersebut didominasi antara lain bencana banjir yang terjadi 1.794 kejadian, 1.577 cuaca ekstrem, 1.321 tanah longsor, 579 kebakaran hutan dan lahan, 91 gelombang pasang dan abrasi, 24 gempa bumi, 15 kekeringan, dan satu erupsi gunung api," papar Plt. Kapusdatin BNPB Abdul Muhari dilansir dari Antara.

Baca juga artikel terkait BASARNAS atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - News
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Fahreza Rizky