tirto.id - Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla (JK), memprediksi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 akan berlangsung dua putaran. Dia menuturkan kandidat capres dan cawapres yang menempati peringkat dua dan tiga akan berkoalisi di putaran terakhir.
"Biasanya yang selalu bersatu itu partai yang ranking 2 dan 3, bukan nomornya. Sehingga bikin koalisi baru," kata JK di kediaman pribadinya, Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan, Rabu (10/1/2024).
Sementara itu, JK juga meyakini apabila Anies Baswedan-Cak Imin, dan Ganjar-Mahfud bersatu di putaran kedua, besar kemungkinan untuk mengalahkan pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang secara elektabilitas hingga saat ini masih di atas 40 persen.
"Kan sekiranya, sekiranya tidak pasti, tapi ada kemungkinan, " kata JK.
Lebih lanjut, JK menceritakan di Pilpres 2004, fenomena bersatunya kandidat di putaran kedua muncul. Namun, saat itu JK yang berpasangan dengan Susilo Bambang Yudhoyono tetap menang meski menghadapi koalisi gabungan tersebut.
"Saya juga waktu 2004 ada banyak partai bikin koalisi baru tapi kita tetap menang," kata dia.
Meski demikian, JK menyerahkan keputusan tersebut kepada setiap partai pengusung. Walau dia secara terbuka mendukung Anies-Muhaimin, namun dia tidak memiliki hak prerogatif untuk menentukan pembentukan koalisi.
"Ya tergantung partai masing-masing. Maka yang menentukan suara itu yang terakhir dimana diarahkan," kata JK.
Untuk diketahui, Ketua Tim Penjadwalan Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud, Aria Bima, mengakui pihaknya menjalin komunikasi dengan Tim Nasional Anies-Cak Imin. Dia menuturkan komunikasi yang dibahas terkait kemungkinan putaran kedua.
Aria memastikan tidak ada kesepakatan politik antara TPN dan Timnas AMIN. Tetapi berharap pemilu berjalan dua putaran.
"Enggak, Kita masih jalan. Deal gimana? Lha kalau dia [AMIN] yang menang gimana? Kalau saya yang menang gimana? Enggak ada [deal politik]. Kita ingin dua putaran," ungkap Arya.
Penulis: Irfan Amin
Editor: Intan Umbari Prihatin