Menuju konten utama
Pandemi COVID-19

JK Sebut PMI Masih Kekurangan 160 Plasma Konvalesen Tiap Harinya

JK sebut PMI masih kekurangan sekitar 150-160 plasma konvalesen setiap harinya.

JK Sebut PMI Masih Kekurangan 160 Plasma Konvalesen Tiap Harinya
Pasien sembuh COVID-19 mendonorkan plasma darahnya di Unit Tranfusi Darah (UTD) PMI Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (29/8/2020). ANTARA FOTO/Umarul Faruq/hp.

tirto.id - Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla atau yang akrab disapa JK menyebutkan pihaknya masih kekurangan sekitar 150-160 plasma konvalesen setiap harinya. Sebab, sejak Mei 2020 sampai saat ini, baru sekitar 7.000 plasma konvalesen yang PMI kumpulkan.

Artinya, kata JK, sekitar 40 sampai 50 plasma konvalesen plasma yang dikumpulkan setiap hari. Sementara dia memperkirakan setiap harinya sebanyak 200 plasma konvalesen yang harus dikumpulkan.

"Ini masih sangat kurang dibanding dengan kebutuhan. Setiap harinya Indonesia meminta kurang lebih 200 [Plasma Konvalesen]" kata JK saat acara Pencanangan Gerakan Nasional Pendonor Plasma Darah Konvalesen yang digelar secara daring, Senin (18/1/2021).

Plasma konvalesen merupakan plasma darah yang diambil dari mantan penderita COVID-19, karena mengandung antibodi SARS-Cov-2, untuk kemudian plasma tersebut diproses agar dapat didonorkan kepada pasien COVID-19 dengan gejala berat dan kritis.

Terapi tersebut merupakan konsep imunisasi pasif melalui donor plasma darah yang mengandung antibodi SARS-Cov-2 kepada penderita COVID-19 dengan gejala berat dan kritis.

Dalam melakukan pengumpulan plasma konvalesen, PMI bekerja sama dengan lembaga bernama Eijkman untuk melakukan penelitian dan mencari cara terbaik untuk menangani virus Corona.

Dengan kurangnya kebutuhan plasma konvalesen, JK mengatakan dibutuhkan pendonor sebanyak lima kali lipat dari biasanya agar dapat memenuhi kebutuhan dan akan mengurangi tingkat kematian.

"Harus ditingkatkan lima kali lipat dan itu sangat mudah apabila diketahui. Karena yang sembuh sudah 736 ribu yang sembuh, tentu yang sembuh sebagian besar dapat diterima," ucapnya.

Namun dirinya menjelaskan tidak semua penyintas COVID-19 dapat melakukan donor plasma konvalesen. "Kalau perempuan yang sudah hamil tentu tidak bisa, juga umur tentu. Tapi katakanlah 20 persen saja penyintas yang memberikan donor, maka semua kebutuhan dapat dipenuhi," jelas dia.

Ia mengaku saat ini PMI memiliki 31 Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) yang dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan untuk mengelola plasma tersebut. "Semua jangan khawatir, semua yang mengelola itu tamatan akademi, untuk perawatan darah dan plasma," kata JK.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Abdul Aziz