Menuju konten utama

JK Hadiri Pemakaman Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh

Wapres Republik Indonesia, Jusuf Kalla, berangkat ke Qatar, Doha, demi memenuhi undangan menghadiri pemakaman petinggi Hamas, Ismail Haniyeh.

JK Hadiri Pemakaman Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh
Wakil Presiden ke-10 dan 12 RI Jusuf Kalla saat hendak bertolak menuju Doha, Qatar, di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (1/8/2024). FOTO/istimewa

tirto.id - Wakil Presiden ke-10 dan 12 Republik Indonesia, Jusuf Kalla (JK), bertolak ke Doha, Qatar, pada Kamis (1/7/2024). Ia datang untuk melayat pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh.

JK didampingi eks Menteri Hukum dan HAM Hamid Awaluddin terbang menggunakan pesawat komersil. JK mengaku kegiatan melayat Ismail sebagai upaya memenuhi harapan rakyat Palestina.

"Ini memenuhi harapan agar mengirimkan delegasi Indonesia ke sana dan kami diundang meghadiri pemakaman almarhum Ismail Haniyeh," kata JK dalam keterangan kepada wartawan, Kamis (1/8/2024).

Untuk diketahui, doa pemakaman Ismail Haniyeh akan diadakan di Teheran pada Kamis pukul 08.00 waktu Iran. Jenazah Haniyeh akan dibawa ke Doha usai dishalatkan.

Salat jenazah terhadap Haniyeh akan diadakan di Masjid Imam Muhammad Ibn Abdul Wahhab di Doha, Qatar setelah shalat Jumat, Jumat (2/8/2024) waktu setempat. Selanjutnya, Haniyeh akan dimakamkan di Lusail.

Pemimpin tertinggi Hamas, Ismail Haniyeh meninggal dunia akibat terbunuh di Iran pada Rabu (31/7/2024) waktu setempat. Dikutip dari New York Times, Hamas menyalahkan Israel akibat pembunuhan Ismail tersebut. Haniyeh tidak sendiri, sejumlah pengawalnya ikut meninggal di tempat akibat pembunuhan tersebut.

Dikutip dari situs resmi Hamas, hamasinfo.info, diungkapkan bahwa Ismail merupakan petinggi Hamas yang sedang berada di pengasingan di Qatar dan melakukan kunjungan ke Iran dalam rangka menghadiri pelantikan presiden terpilih.

Sebelum kematian Ismail terjadi, pihak Israel melakukan serangan militer ke Lebanon, tepatnya di wilayah Selatan. Serangan tersebut dianggap Iran sebagai deklarasi perang dengan negara mereka.

Kehadiran Ismail di Iran diduga sebagai bentuk aksi mencari sokongan kekuatan untuk melawan Israel. Menurut analisa New York Times, Lebanon merupakan negara proksi dari Iran, sehingga apabila negara itu diserang menjadi serangan yang sama kepada Iran.

Baca juga artikel terkait HAMAS atau tulisan lainnya dari Muhammad Naufal

tirto.id - Politik
Reporter: Muhammad Naufal
Penulis: Muhammad Naufal
Editor: Andrian Pratama Taher