tirto.id - Pilkada 2024 di Provinsi Daerah Khusus Jakarta berpeluang memunculkan tiga poros. Sejauh ini, memang baru Anies Baswedan yang telah mendapatkan tiket dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), hingga Partai Nasdem.
Di sisi lain, PDIP masih menimbang-nimbang untuk mencalonkan kembali Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai bakal calon gubernur Jakarta. Di samping itu, PDIP juga menyiapkan nama-nama lain di luar Ahok seperti Djarot Saiful Hidayat, Andika Perkasa, dan Tri Rismaharini.
Sementara Koalisi Indonesia Maju (KIM) sampai hari ini, tampaknya masih menemui kebuntuan untuk menunjuk figur potensial melawan Anies dan Ahok di Pilgub Jakarta. KIM dinilai masih dilema dan tengah alami keretakan di Jakarta dan Jawa Barat.
Analis politik dari Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, mengatakan, perpecahan KIM di Jakarta diawali wacana Gerindra yang tawarkan Ridwan Kamil maju di DKJ. Bisa jadi, Gerindra inginkan Ridwan Kamil di Jakarta agar di Jawa Barat kembali dominan usung Dedi Mulyadi.
Imbasnya, kata Dedi, Golkar justru tunjuk Jusuf Hamka untuk maju mendampingi Kaesang Pangarep jika putra sulung Presiden Joko Widodo itu bersedia maju di Pilgub Jakarta. Satu sisi, Jusuf Hamka merupakan etnis Tionghoa, sisi lain ia juga merupakan muslim. Maka ini menjadi pilihan brilian Golkar di Jakarta.
“Dengan situasi itu, maka KIM dipastikan kehilangan tokoh potensial,” kata Dedi kepada Tirto, Selasa (23/7/2024).
Analis politik dari Aljabar Strategic, Arifki Chaniago, melihat memang terdapat perbedaan politik antara KIM di Jakarta sampai hari ini. Apakah KIM akan mendorong Ridwan Kamil untuk bertarung melawan Anies dan Ahok, atau tetap maju di Jawa Barat.
Mengingat, dalam hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), nama Ridwan Kamil masih bertengger di posisi teratas dengan perolehan 50,6 persen dalam peta persaingan Pilkada Jawa Barat. Disusul Dedi Mulyadi 25,1 persen dan Deddy Mizwar 3,7 persen. Hasil survei Indikator Politik juga sama.
Maka pilihannya, kata Arifki, hanya dua. Pertama, KIM berhasil memenangkan Ridwan Kamil di Jakarta. Kedua, Golkar akan kehilangan figur kadernya di Jawa Barat sebagai gubernur. Ini karena Dedi Mulyadi akan jadi cagub potensial menang ketika Ridwan Kamil melenggang di Jakarta untuk bertarung dengan Anies dan Ahok.
“Saya rasa kegalauan terbesar bagi KIM karena figur kuat dimiliki KIM untuk mempertimbangkan Kaesang-Jusuf Hamka ini belum greget dalam dunia politik. Artinya KIM masih punya tantangan besar untuk jadi penantang Anies Baswedan,” jelas Arifki kepada Tirto, Selasa (23/7/2024).
Menurut Arifki, kondisi ini tentu menjadi dilema bagi KIM untuk menentukan siapa menjadi figur cocok yang bisa kalahkan Anies. Di samping Anies sendiri juga akan melihat tabu politik bahwa petahana jarang memang di Jakarta, sehingga ini juga menjadi pertarungan menarik apakah eks Gubernur DKI Jakarta itu, mampu mempertahankan periode keduanya.
Kebingungan KIM antara Kaesang & RK di Jakarta
Dalam situasi kebuntuan seperti ini, bisa jadi kata Dedi Kurnia Syah, KIM akan usung Kaesang Pangarep sebagaimana wacana yang telah berkembang. Memang elektabilitas Kaesang rendah, tetapi itu serupa dengan Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024, tetapi berhasil menang dalam pemilihan.
“Jika Kaesang berhasil dijadikan lawan untuk Anies, maka KIM bisa saja dipaksa bersatu, mereplikasi bersatunya KIM di Tangsel meskipun mengusung Marshel yang dari sisi kualitas tentu meragukan,” ujar Dedi.
Analisis politik dari Universitas Padjadjaran, Kunto Adi Wibowo, mengatakan, sejauh ini KIM memang sedang berpikir bagaimana caranya bisa mengalahkan Anies dan Ahok kalau dua-duanya maju di Pilgub Jakarta. Terlebih, dalam survei teranyar Litbang Kompas, elektabilitas Anies dan Ahok masih cukup mentereng di atas.
Anies yang notabene mantan Gubernur Jakarta itu meraih 29,8 persen, disusul Ahok yakni 20,0 persen. Sementara Ridwan Kamil kalah pamor dengan Anies dan Ahok. Ridwan Kamil yang disebut-sebut akan diusung KIM itu hanya meraih 8,5 persen.
“Tapi KIM ini semuanya sudah mendeklarasikan bahwa mereka hanya akan mendorong satu calon di Jakarta dan satu calon di Jabar. Tapi kemudian ini nanti sangat tergantung dari dinamikanya,” kata Kunto kepada Tirto, Selasa (23/7/2024).
Kunto menuturkan, memang sangat memungkinkan di tengah kebuntuan KIM bakal mengusung Kaesang-Jusuf Hamka maju di Jakarta. Karena KIM sendiri sebenarnya punya infrastruktur politik cukup kuat walaupun mungkin tokohnya masih perlu didorong lagi elektabilitasnya.
“Memang ada Kaesang yang walaupun survei masih kecil, tapi mengingat jejak kakaknya yang juga kemudian menggunakan infrastruktur politik bapaknya dan kakaknya sudah jadi wapres terpilih. Dan koalisi KIM ini juga punya infrastruktur bagus di politik dan sangat mungkin Kaesang bisa maju,” jelas dia.
Analis Sosio-politik dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Musfi Romdoni, menambahkan, jika memilih nama yang sekiranya dapat menjadi saingan sengit Anies, nama itu adalah Ridwan Kamil. Tapi memang kelihatannya partai yang ada di KIM, khususnya Golkar dan Gerindra sedang berhitung.
Ada perbincangan serius apakah Ridwan Kamil harus dimajukan di Jakarta atau Jawa Barat. Jika maju di Jakarta, otomatis Partai Golkar yang akan memimpin koalisi karena RK merupakan kader Golkar. Ini mungkin berat bagi partai lain seperti Gerindra karena posisi Jakarta sangat vital.
Namun, RK juga berat diusung di Jabar. Alasannya adalah Dedi Mulyadi. Jika maju di Jabar, maka Ridwan Kamil akan menjadi lawan berat yang sulit dikalahkan Dedi Mulyadi.
“Saya kira Gerindra ingin mengamankan Jabar karena Dedi Mulyadi sekarang adalah kadernya. Dengan kata lain, sepertinya masih ada lobi antara Golkar dan Gerindra. Sedang dibahas siapa yang akan berkuasa di Jakarta dan Jawa Barat,” ujar dia kepada Tirto.
Jika Gerindra memilih Jakarta, maka Ridwan Kamil akan maju di Jawa Barat. Jika Gerindra memilih Jawa Barat, maka Ridwan Kamil akan maju di Jakarta. Namun, walaupun Gerindra memilih Jawa Barat, mereka pasti memastikan kepentingannya diakomodir. Misalnya, wakil Ridwan Kamil di Pilgub Jakarta 2024 harus merepresentasikan Gerindra.
“Selain itu, ada pula faktor Kaesang. Sebelumnya ada isu Kaesang akan maju di Jakarta. KIM sepertinya wait and see. Tapi belakangan isunya menguat Kaesang akan maju di Jawa Tengah,” kata dia.
Respons Gerindra
Dalam keterangan terpisah, Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra, Ahmad Muzani, memastikan KIM tidak pecah dan akan mengumumkan nama calon gubernur yang akan diusung di Jakarta last minute sebelum 17 Agustus. Terlebih, KIM sendiri masih mempertimbangkan nama yang berpotensi mengalahkan Anies di Jakarta.
“Dari awal sudah kita hitung bahwa sebagai sebuah kemungkinan politik kita sudah exercise uji coba tahap kemungkinan keputusan ini. Dan pada waktunya nanti kami akan umumkan calon yang akan kita umumkan untuk menjadi calon gubernur di daerah, Jakarta,” ujar Muzani di Kompleks Parlemen Jakarta, Senin (22/7/2024).
KIM sendiri, kata Muzani, tidak khawatir melawan Anies Baswedan di Pilgub Jakarta meski sudah mendapatkan dukungan dari tiga partai. Terlebih, dalam pilpres saja, buktinya Anies bisa dikalahkan oleh Prabowo Subianto di DKI Jakarta.
“[KIM tidak khawatir melawan Anies?] Tidak,” imbuhnya.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Abdul Aziz