Menuju konten utama

Jenis-Jenis Rumput Laut yang Bisa Dimakan dan Manfaatnya

Ada banyak jenis rumput laut yang bisa dimakan. Sebagian besar dibudidayakan di kawasan Asia, termasuk Indonesia.

Jenis-Jenis Rumput Laut yang Bisa Dimakan dan Manfaatnya
Petani memanen rumput laut di Pantai Punaga, Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, Sabtu (11/11/2023). ANTARA FOTO/Hasrul Said/YU/nz

tirto.id - Rumput laut termasuk jenis bahan mentah yang dapat diolah menjadi berbagai macam produk, tidak terkecuali makanan. Namun, tidak semua jenis rumput laut layak dimakan. Di antara contoh jenis rumput laut yang bisa dimakan adalah nori (purple laver), aonori (green laver), kombu, dan lain sebagainya.

Indonesia termasuk negara yang kaya akan rumput laut mengingat luasnya lautan yang ada di tanah air. Merujuk pada data Badan Informasi Geospasial (BIG), jenis rumput laut di Indonesia mewakili 45 persen spesies seaweed dunia.

Berbagai jenis rumput laut di Indonesia menjadi komoditas ekspor potensial. Dari banyak jenis rumput laut, contoh yang sudah menjadi komoditas ekspor ialah Gracilaria Sp. yang mudah untuk dibudidayakan dan eucheuma cottonii (bahan baku kosmetik dan obat).

Bagi mereka yang gemar mengonsumsi seaweed atau menekuni produksi makanan dari bahan ini, penting mengenal dan membedakan jenis rumput laut yang boleh dimakan dan tidak. Berikut ini keterangan mengenai spesies rumput laut yang biasa digunakan sebagai bahan makanan.

Rumput Laut Ada Berapa Jenis yang Bisa Dimakan?

Sekurang-kurangnya ada 12.000 spesies rumput laut di dunia. Secara garis besar, jenis-jenis rumput laut itu dapat digolongkan menjadi ganggang merah (sekitar 7.000 spesies), ganggang coklat phaeophyceae (lebih dari 2.000 spesies), ganggang biru-hijau (kira-kira 1.500 spesies), dan ganggang hijau (1.500-an spesies).

Sebagian jenis rumput laut aman dikonsumsi menjadi makanan. Ada juga yang berguna untuk pelengkap kosmetik atau obat-obatan, serta dimanfaatkan buat keperluan lainnya, termasuk biofuel.

Dewasa ini, mayoritas rumput laut yang diproduksi ialah hasil budidaya. Data dari Badan Pangan Dunia (FAO) menunjukkan produksi rumput laut global meningkat hampir tiga kali lipat sejak tahun 2000 hingga 2019, yakni 118.000 ton menjadi 358.200 ton. Pada 2019, 97% dari produksi akuakultur global berasal dari budi daya buatan. Produksi rumput laut dunia memang berasal dari lima benua, tetapi Asia menyumbang 97,38 persen.

Di sisi lain, pengetahuan tentang jenis rumput laut yang bisa dimakan sebenarnya telah jadi bagian dari tradisi kuno, terutama di China, Korea, dan Jepang. Tak heran, konsumsi rumput laut di kawasan Asia Timur hingga saat ini terbilang tinggi. Masyarakat pesisir di sekitar Pasifik, termasuk Asia Tenggara, juga sedari lama mengenal tradisi mengonsumsi rumput laut. Misalnya, untuk bahan makanan sejenis salad.

Publikasi FAO berjudul "Seaweeds As Food" memberikan informasi bahwa terdapat 3 jenis rumput laut yang paling umum dikonsumsi oleh manusia, yakni spesies Porphyra (dalam bahasa Jepang, nori), Laminaria (kombu), dan Undaria (wakame).

Porphyra termasuk spesies rumput laut merah, sementara Laminaria dan Undaria adalah rumput laut coklat. Ketiga jenis rumput laut itu dibudidadayakan dalam skala besar untuk memenuhi permintaan nasional maupun global. Dewasa ini, budi daya ketiga jenis rumput laut tersebut terkonsentrasi di Jepang, China, dan Korea.

12 Jenis Rumput Laut Paling Populer Bisa Dimakan

Pada masa sekarang, cukup banyak jenis rumput laut yang bisa dimakan atau aman bagi konsumsi manusia. Merujuk pada berbagai sumber, termasuk publikasi FAO, berikut ini 12 jenis rumput laut yang aman untuk dikonsumsi:

1. Nori atau Purple Laver (Porphyra spp.)

Nori atau Porphyra merupakan jenis rumput laut yang kerap dipakai untuk membungkus sushi. Produksi salah satu jenis rumput yang bisa dimakan ini terbilang tinggi di Jepang, China, dan Korea Selatan. Jenis rumput laut Porphyra bahkan masih sering masuk dalam tiga besar Statistik Perikanan Jepang.

Dari mentahan, Nori akan diubah menjadi lembaran-lembaran tertentu (berwarna hitam keunguan). Sebelum dibentuk sebagai halaman layaknya kertas, rumput laut dileburkan terlebih dahulu.

2. Aonori atau Green Laver

Aonori kerap dipakai sebagai bubuk atau bumbu dapur di Jepang. Misal, untuk makanan bertipe kuah seperti sup dan kari.

Warna aonori cenderung hijau sehingga cukup mencolok seandainya digunakan sebagai hiasan. Pembentukan hiasan dapat dilakukan sesuai selera masing-masing, bisa dipotong kecil, tipis, maupun bentuk leburan (bubuk).

Aonori bisa berupa rumput laut jenis Monostroma dan Enteromorpha. Monostroma selama ini marak dibudidayakan di Jepang selatan. Usai dipanen, ia dikeringkan buat dijual, atau direbus bersama gula, kecap, serta bahan-bahan untuk membuat "selai nori."

Sementara itu, rumput laut jenis enteromorpha prolifera dan Enteromorpha intestinalis ditemukan di teluk dan muara sungai sekitar Jepang, dan banyak bagian dunia lainnya, termasuk Eropa dan Amerika Utara. Rumput laut ini kaya akan protein (20%), zat besi, dan kalsium, tetapi sedikit lemak dan rendah natrium.

3. Kombu atau Haidai (Laminaria japonica)

Rumput laut Kombu termasuk dalam golongan Laminaria Japonica, kerap dibudidayakan di Jepang, terutama bagian utara pulau Hokkaido. Adapun penduduk China beserta Korea juga banyak melakukan budidaya jenis tanaman laut ini. Haidai adalah nama Cina untuk Laminaria japonica.

Spesies ini menyerupai lembaran daun, bisa dikeringkan manual menggunakan matahari atau otomatis memakai mesin. Jenis rumput laut ini bisa dimakan, misalnya dihidangkan bersama daging dan sayuran.

4. Wakame atau quandai-cai (Undaria pinnatifida)

Wakame atau Undaria pinnatifida merupakan jenis rumput laut berwarna coklat. Jenis rumput laut ini banyak hidup di pantai berbatu atau teluk wilayah beriklim sedang di Jepang, Korea, dan Cina. Tumbuh di bebatuan dan terumbu karang di zona sublitoral, habitat Wakame kini telah menyebar ke Prancis, Selandia Baru, dan Australia.

Wakame memiliki kandungan serat makanan yang tinggi, bahkan melampuai nori dan kombu. Seperti rumput laut coklat lainnya, kandungan lemak wakame cukup rendah. Wakame yang dikeringkan di udara memiliki kandungan vitamin yang mirip dengan rumput laut basah dan kaya akan kelompok vitamin B, terutama niasin. Wakame mentah mengandung zat penting seperti mangan, tembaga, kobalt, besi, nikel, dan seng, mirip dengan kombu dan hiziki. Namun, di produk olahan, wakame kehilangan sebagian besar vitaminnya.

Mengutip dari Tasting Table, Wakame biasa dikonsumsi di hidangan tipe salad. Bentuknya berserabut, sementara tekstur yang dirasakan oleh penikmatnya cenderung renyah dan gurih.

Healthline melaporkan, wakame yang rendah kalori bisa berguna menurunkan kolesterol, menyokong kesehatan tiroid, menurunkan kadar gula darah, hingga mengatasi resistensi insulin.

5. Hiziki atau Hijiki (Hizikia fusiforme)

Jenis rumput laut ini mempunyai warna seperti coklat kehitaman, bentuknya menyerupai kacang vanila kecil yang memanjang. Hizikia fusiforme punya struktur daun lebih halus daripada wakame dan kombu. Ia diambil dari alam liar di Jepang sebelum dibudidayakan di Korea dan sebagian besar pesisir Laut Cina.

Rumput laut jenis Hiziki punya kandungan protein, lemak, karbohidrat, dan vitamin mirip dengan kombu, meskipun sebagian besar vitaminnya hancur dalam proses pengolahan. Di sisi lain, kandungan zat besi, tembaga dan mangannya relatif tinggi. Seperti kebanyakan rumput laut coklat, kandungan lemaknya rendah (1,5 persen), tetapi 20-25 persen asam lemaknya adalah asam eicosapentaenoic (EPA).

Beberapa olahan makanan yang kerap mengandung Hiziki ialah salad, sup, dan tumisan. Namun, rumput laut ini perlu direhidrasi terlebih dahulu sebelum dikonsumsi. Anda bisa merendam tanaman air asin ini di air dengan kurun waktu setengah jam.

6. Mozuku (Cladosiphon okamuranus)

Populasi rumput laut Mozuku atau Cladosiphon Okamuranus banyak di berbagai daerah beriklim tropis. Penyimpanannya tidak boleh terkena matahari dan digaramkan 20-25 persen.

Dehidrasi rumput laut ini dilakukan selama 15 hari, dikeringkan, kemudian dijual dalam bentuk basah asin. Anda bisa memudarkan garamnya terlebih dulu, lalu menyantapnya untuk lalapan atau campuran makanan.

7. Umibudo (Sea Grapes)

Jenis rumput laut Umibudo atau Sea Grapes (diterjemahkan anggur laut) punya bentuk layaknya seikat aggur hijau. Sejumlah pengisi suara ASMR kerap memakai makanan ini untuk menampilkan nada kerenyahan.

Cara mengonsumsi rumput laut ini terbilang mudah dibandingkan beberapa jenis lainnya yang perlu diolah dulu. Anda bisa langsung memakan mentah, baik itu tanpa dicampur atau dipadukan dengan sushi dan kecap.

8. Selada Laut (Ulva)

Dalam istilah ilmiah, selada laut kerap disebut sebagai rumput laut jenis Ulva. Tanaman ini tumbuh di berbagai pantai dunia. Setaip helai daunnya dapat mencapai maksimal 400 milimeter. Warnanya bervariasi mulai dari hijau muda ke tua. Bukan hanya itu, selada laut dapat pula dipakai untuk sektor pertanian dan pengobatan.

Alga laut ini termasuk jenis sayuran bernutrisi tinggi. Selada laut mempunyai kandungan antioksidan, antibakteri, antijamur dan antitumor.

9. Euchema Cottoni

Rumput laut jenis Euchema kerap ditemukan di wilayah laut Indonesia, jauh dari muara yang sudah terkontaminasi air tawar. Mengutip Budidaya Rumput Laut: Potensi Perairan Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan (2021), Euchema dibudidayakan di Pulau Seribu, Pulau Panjang (Banten), Kepulauan Riau, dan sebagainya.

Pengolahan rumput laut tersebut bisa dijadikan sebagai dawet, stick, dan lain-lain. Bukan hanya itu, ada penelitian menyebutkan bahwa rumput laut ini bisa dipakai untuk biofuel.

10. Sargassum

Jenis rumput laut di Indonesia ini punya warna cokelat dan berbentuk pipih. Pengolahan rumput laut ini kerap untuk menghasilkan agar-agar.

Selain aman dimakan, Sargassum pun memiliki sejumlah manfaat untuk kesehatan. Di antaranya untuk mencegah beberapa penyakit, menurunkan berat badan, hingga diolah menjadi suplemen.

11. Acantophora spicifera

Rumput laut Acanthopora sp. termasuk jenis Rhodophyta (rumput laut merah). Jenis ini memiliki tubuh coklat tua atau coklat kekuningan dengan rumpun percabangannya lebat ke segala arah. Manfaat dari jenis rumput laut Acanthopora adalah untuk bahan makanan ringan dan pangan olahan.

12. Gelidium sp.

Gelidium sp. juga termasuk Rhodophyta (rumput laut merah). Rumput laut ini mempunyai panjang sekitar 20 cm dan lebar 1,5 mm. Thallusnya berwarna merah, coklat, hijau-coklat atau pirang. Di Indonesia, ada 8 spesies dari jenis rumput laut ini.

Budidaya rumput laut jenis gelidium banyak muncul di Kepulauan Seribu, Kepulauan Riau, Lombok, Sulawesi, Maluku dan Papua. Berbagai jenis Gelidium di Indonesia dan negara lain bermanfaat untuk bahan baku pabrik agar-agar. Kandungan agar-agarnya mencapai 12-48 persen, tergantung jenis spesiesnya.

Baca juga artikel terkait MAKANAN atau tulisan lainnya dari Yuda Prinada

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Yuda Prinada
Penulis: Yuda Prinada
Editor: Addi M Idhom