tirto.id - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menuturkan, Bulog berencana akan menyerap sebanyak 70 persen target penyerapan cadangan beras pemerintah sebesar 2,4 juta ton di 2023 ini dari masa panen raya pada Februari – Maret 2023.
“(Sebanyak) 70 persen dari 2,4 juta ton, kita stok dulu, untuk CBP (Cadangan Beras Pemerintah),” tutur Budi ketika sedang di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat 24 Februari 2023.
Hingga saat ini, terdapat sebanyak 405 ribu ton beras di gudang Bulog. Bulog siap menyebarkan pasokan beras tersebut untuk menjaga stabilitas ketersediaan beras di pasar serta menekan harga bahan pokok tersebut.
Menurut Budi Waseso, ia dan beserta jajaran Menteri dan Kepala Lembaga terkait telah diberikan arahan khusus oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk bisa mengamankan stok bahan pokok menjelang Ramadan nanti.
Sebab, ketika Ramadan tiba, Jokowi harap masyarakat tidak kesusahan dalam mendapatkan bahan pokok serta harga bahan pokok yang ada di pasar – pasar rakyat juga murah dan terjangkau.
Selain itu, hal yang sama juga disampaikan oleh Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi, bahwa ketersediaan pangan harus segera terjaga khususnya beras.
"Persiapan hari besar keagamaan dan nasional (HBKN) saja, stok untuk persiapan hari besar keagamaan. Jadi, untuk Lebaran ditanya sama dipersiapkan apa saja, sudah sampai mana, sehingga nanti Lebaran itu stoknya semua ada," tutur Arief.
“Beras arahan presiden masuk puasa lebaran barang sudah ada jadi beliau agak keras untuk memastikan stok itu ada. beras itu dalam satu bulan kedepan kita panen raya bulog diperintahkan untuk siap siap,” tambahnya.
Terkait dengan permintaan Presiden, Arief mengatakan bahwa dalam waktu satu bulan ke depan akan ada panen raya. Maka dari itu, Presiden Jokowi meminta agar Bulog untuk bersiap.
Kemudian Arief menjelaskan, pemerintah juga akan menaikkan harga gabah kering panen (GKP) dan gabah kering giling (GKG). Keputusan itu berdasarkan peraturan Menteri Perdagangan Nomor 24 Tahun 2020.
"Kemarin kita adjust (sesuaikan) sedikit supaya Bulog juga bisa menyerap dari Rp 8.300 menjadi Rp 9.000. Yang Rp 4.200 jadi Rp 4.650 di gudang Bulog. Nah, itu semua sudah kita adjust," ujar Arief.
"Kemudian, kita pastikan petani itu tidak rugi saat panen raya. Beras selesai ya, karena dalam satu bulan ini kita akan panen raya," tambahnya.
Selain itu, Terkait dengan di jaga hulu apa hilir, Arief menjawab keduanya. Sebab, kalau harga hilir beras tersebut dari harga GKP, sehingga Bapanas jika mengatur bukan hanya di hulu atau hilir saja.
“Gimana petani itu mendapatkan harga wajar supaya gak kapok nanem dengan marjin cukup. perkaranya ini mau marjin berapa,” ucap Arief.
Kemudian, untuk hilir menurut Arief itu sama dengan inflasi dan daya beli masyarakat. Pada saat harga hilir naik semua karena harga GKP di hulunya. Jadi, Bapanas memutuskan untuk mengundang para pengusaha penggiling padi agar bisa sepakat, jangan sampai saat panen raya masih kurang di sawah gabahnya.
“Jadi satu nego 5500 ini 56 57 58 nanti bisa di atas 6000, begitu di atas 6000 bisa gak harga beras inflasinya bagus jadi kontributor inflasi tertinggi kemarin adalah beras karena belum panen raya. kemudian harga di hulunya pada saat penggiling padi besar itu ambil dengan harga tinggi, biasa market punya kebiasaan. makanya kami atur,” kata Arief.
Importasi yang seharusnya dilakukan 1 sampai 2 bulan selesai mulai dari bulan Desember yang hanya masuk hanya 189 ribu.
Bulan Februari Arief harap masuk, dan hanya tinggal tersisa 50 ribu lagi. Arief menambahkan, Bapanas dalam 3 bulan lagi berharap panennya baik, sehingga serapan dari Bulog optimal sehingga bisa menutupi sampai panen berikutnya.
Penulis: Hanif Reyhan Ghifari
Editor: Restu Diantina Putri