Menuju konten utama

Jejak Karir David Malpass Calon Presiden Bank Dunia

Rekam jejak David Malpass yang dicalonkan Donald Trump sebagai Presiden Bank Dunia.

Jejak Karir David Malpass Calon Presiden Bank Dunia
David Malpass. AP/Evan Vucci

tirto.id - David Malpass dicalonkan menjadi direktur Bank Dunia oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Siapakah David Malpass dan apa yang dijanjikannya untuk Bank Dunia?

David Malpass adalah penduduk asli Michigan yang saat ini tinggal bersama istrinya, Adele Malpass di New York.

Saat ini, Malpass merupakan pejabat Kementerian Keuangan AS untuk Urusan Internasional. Dia dan pejabat lainnya dilantik pada 4 Agustus 2017.

Malpass membantu Presiden Trump saat kampanye dengan menjadi penasehat anggaran Donald Trump di tahun 2016.

David Malpass meraih gelar Sarjana dari Colorado College dan Pasca-sarjana dari University of Denver.

Gelar lanjutannya untuk Ekonomi Internasional didapatnya dari School of Foreign Service di Georgetown University. Dia juga belajar bahasa Spanyol, Rusia, dan Perancis.

Dilansir dari laman resmi Kemeterian Keuangan Amerika Serikat, Malpass mengurusi kepentingan Internasional termasuk G-7 dan G-20, pertemuan tahunan Bank Dunia-IMF hingga mengurusi Overseas Private Investment Cooperation (OPIC).

Malpass adalah Penasihat Utama Kementerian Keuangan untuk ekonomi internasional dan memegang kendali atas pakar kebijakan manajemen di 20 pos di Departemen Keuangan.

Pada 2018, David Malpass sukses mengadvokasi Bank Dunia untuk meningkatkan modal sebagai bagian reformasi agenda dan meningkatkan pengawasan dan evaluasi terhadap peminjaman Bank Dunia. Penggunaan modal yang lebih efisien dan fokus meningkatkan standar hidup di negara-negara miskin.

Malpass juga berperan meningkatkan Inisiatif Transparansi Hutang yang kemudian diadopsi oleh Bank Dunia dan IMF, untuk meningkatkan transparansi publik terhadap hutang internasional sehingga mengurangi krisis negara berkembang.

Sebelum mengemban jabatan saat ini, David Malpass adalah seorang ekonom internasional yang mendirikan sebuah Pusat Penelitian Makroekonomi yang bermarkas di New York City.

Malpass juga menjadi kepala ekonomi di beberapa Institusi Keuangan Internasional dan melakukan analisis finansial di banyak negara di seluruh dunia.

Dia adalah kolumsin di Forbes dan contributor tetap di The Wall Street Journal.

Pada masa kepemimpinan Presiden Ronald Reagan dan George H.W. Bush, Malpass berperan sebagai Wakil Asisten Kementerian Keuangan untuk Negara Berkembang dan Wakil Asisten untuk Urusan Ekonomi Amerika Latin.

Melalui peran tersebut, dia fokus pada perancangan ekonomi, anggaran, dan kebijakan luar negeri, termasuk pemotongan pajak tahun 1986, dan krisis utang Amerika Latin.

Dia juga terlibat dalam administrasi institusi multilateral seperti Bank Dunia, dan menjabat sebagai analis Pajak dan Perdagangan Internasional di Komite Penganggaran Senat, juga sebagai staf direktur Komite Ekonomi bersama Kongres AS.

Selama menjabat sebagai staf Urusan Ekonomi Internasional, dia terlibat dalam negosiasi dagang Cina-AS. David Malpass dikenal sering melontarkan kritik terhadap Bank Dunia terkait dana pinjaman kepada Cina.

Melalui pernyataan dan kritik terbuka terhadap Bank Dunia tersebut, Malpass dianggap memahami kebutuhan dari badan tersebut. David Malpass memiliki poin penting bagi Bank Dunia, seperti dikutip Bloomberg.

Pertama, dia memahami bahwa Bank Dunia akan menjadi bagian untuk mengatasi kemiskinan esktrim yang sebelumnya tidak dilakukan oleh badan tersebut, atau setidaknya hanya menjadi perhatian kecil.

Bank Dunia akan kembali ke masa 1990-an yang mana badan ini memerangi kemiskinan di dunia. Saatnya bagi Bank Dunia fokus pada permasalahan kenapa negara berkembang sulit menjadi kaya, yaitu karena kekurangan infrastruktur.

Kedua, Malpass tahu bahwa pinjaman kepada Cina adalah masalah. Dia berpendapat bahwa Cina menggunakan pembiayaan tidak jelas, dan praktik pengadaan eksklusif yang lebih sering menguntungkan pendonor dari pada penerima pinjaman serta merusak keberlanjutan utang.

Hal tersebut benar adanya, baik komunitas keuangan maupun pengembangan perlu mengerti dan menjawab tantangan ini, bukan mengabaikannya.

Terakhir, Malpass paham bagaimana peran Bank Dunia bagi negara-negara berkembang. Malpass berpendapat bahwa bank perlu focus pada kualitas proyek pinjaman dan membantu negara berkembang mendapatkan lingkungan hukum yang tepat dengan memakai arus masuk modal yang efektif.

Selama ini jumlah modal khusus di Bank Dunia dibuat untuk membangun keberlangsungan, draf infrastruktur yang siap dalam segala keadaan yang selalu tersedia bagi ‘rekan-rekan Bank Dunia.

Negara berkembang perlu mendapatkan akses lebih dekat kepada modal khusus tersebut untuk benar-benar maju.

Baca juga artikel terkait CALON PRESIDEN BANK DUNIA atau tulisan lainnya dari Anggit Setiani Dayana

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Anggit Setiani Dayana
Editor: Yantina Debora