tirto.id - Anak pertama Donald Trump, Ivanka Trump dan menteri keuangan Indonesia Sri Mulyani disebut sebagai kandidat yang berpotensi menjadi presiden baru Bank Dunia menggantikan Jim Yong Kim.
Financial Times pada Sabtu (12/1/2019) mencuatkan nama Ivanka dan Sri Mulyani berdampingan dengan kandidat lainnya seperti Pejabat Kementerian Keuangan David Malpass, mantan duta besar Amerika Serikat untuk PBB Nikki Haley, kepala Badan AS untuk pembangunan Internasional Mark Green, Menteri Keuangan Nigeria Ngozi Okonjo-Iweala.
Pencalonan Ivanka itu bukan tanpa alasan. Donald Trump memiliki kekuatan untuk mencalonkan kandidat ke posisi Bank Dunia. Ivanka dan suaminya (menantu Trump) Jared Kushner menjadi kandidat yang mungkin tercuat untuk semua jenis jabatan.
Pencalonan juga tidak lepas dari rekam jejak Ivanka sebagai penasihat senior Gedung Putih, pernah menjadi sekretaris sementara menggantikan Rex Tillerson, sering menemani ayahnya di program-program internasional, hingga disebut sebagai pengganti ibu negara.
Bahkan Michael Woff, orang dalam Gedung Putih yang menulis buku Fire and Fury menulis bahwa Ivanka menginginkan pencapaian yang lebih tinggi daripada janji ayahnya: menjadi presiden perempuan AS yang pertama.
Dikutip dari AP News, Ivanka sebelumnya berupaya mengucurkan dana Bank Dunia guna membantu mendorong kewirausahaan perempuan, serta mengadvokasi Undang-Undang Kewirausahaan dan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan.
Program dorongan pembangunan ekonomi global perempuan tersebut bakal dilakukan di awal tahun 2019. Inisiatif tersebut didukung oleh Departemen Luar Negeri dan Dewan Keamanan Nasional.
"Saya berharap untuk terus bekerja dengan antar lembaga dan anggota Kongres untuk memajukan akses perempuan, memicu kewirausahaan perempuan dan mengangkat hambatan hukum dan sosial yang membatasi partisipasi ekonomi kita," Ivanka Trump berkata kepada The Associated Press.
Namun, nama Ivanka yang mencuat sebagai calon kandidat presiden Bank Dunia di Washington tersebut dianggap konyol oleh beberapa pihak. Salah satunya Miliarder Demokrat Tom Steyer.
“Ini adalah salah satu proposal paling konyol yang pernah saya dengar. Nepotisme hanyalah bentuk lain dari korupsi, jadi saya tidak terkejut, tetapi tingkat absurditasnya menakjubkan,” Tom berseloroh sebagaimana ditulis The Guardian.
Sementara Sri Mulyani penah bergabung dengan Bank Dunia pada 2010. Ia menjabat sebagai Managing Director dan Chief Operating Officer di Bank Dunia. Ia bertanggung jawab atas operasi Bank Dunia di seluruh dunia.
Sri Mulyani juga kerap mewakili Bank Dunia dalam pertemua G20 dan forum internasional lainnya. Ia juga mengepalai Dewan Penasihat Kelompok Gender Bank Dunia.
Bank Dunia menyebutkan nominasi presiden akan diajukan antara bulan 7 Februari hingga 14 Maret. Kriteria penting calon pemimpin Bank Dunia meliputi rekam jejak kepemimpinan, pengelaman mengelola organisasi, dan komitmen yang kuat.
Penulis: Isma Swastiningrum
Editor: Yantina Debora