Menuju konten utama

Jaksa: Bom Brussels Adalah Teror Paris Yang Batal

Para jaksa Belgia mengungkapkan fakta mengejutkan dengan mengatakan bahwa kelompok militan di balik bom bunuh diri Brussels ternyata sebelumnya merencanakan untuk menyerang Perancis lagi setelah serangan teror di Paris November tahun lalu.

Jaksa: Bom Brussels Adalah Teror Paris Yang Batal
kerusakan terlihat di dalam terminal keberangkatan menyusul ledakan 22 maret 2016 di bandara zaventem, dalam foto tidak bertanggal yang tersedia untuk reuters oleh koran belgia het nieuwsblad, di brussels, belgia. antara foto/het nieuwsblad via reuters

tirto.id - Para jaksa Belgia mengungkapkan fakta mengejutkan dengan mengatakan bahwa kelompok militan di balik bom bunuh diri Brussels ternyata sebelumnya merencanakan untuk menyerang Perancis lagi setelah serangan teror di Paris November tahun lalu, namun akhirnya memutuskan mengalihkan serangan ke Brussels setelah otak serangan teror Paris tertangkap di Belgia.

"Beberapa eleman dalam investigasi menunjukkan bahwa kelompok teroris itu tadinya berniat menyerang kembali Prancis," kata jaksa federal Belgia dalam sebuah pernyataan resmi.

"Tidak menyangka kemajuan investigasi begitu cepat, mereka akhirnya mengambil keputusan untuk menyerang Brussels."

Kantor berita Reuters, seperti dikutip oleh kantor berita Antara, melaporkan bahwa penyelidikan terhadap serangan ISIS di Paris yang menewaskan 130 orang menunjukkan bahwa banyak dari pelaku teror tinggal di Belgia, termasuk para tersangka yang masih hidup dan berhasil menghindari polisi selama lebih dari empat bulan.

Tersangka utama teror Paris tersebut, Salah Abdeslam, ditangkap pada 18 Maret di ibu kota Belgia, Brussels. Empat hari kemudian, para pembom bunuh diri meledakkan diri dan membunuh 32 orang di bandara Brussels dan sebuah kereta api bawah tanah metro pada jam-jam sibuk.

Intelijen dan pasukan keamanan Belgia dikritik dunia karena tidak berbuat banyak dalam melumpuhkan kelompok militan itu, padahal mereka berkaitan dengan serangan Paris.

Jumat pekan lalu, pemerintah Belgia kemudian mengumumkan tersangka teror yang masih hidup maupun yang sudah mati. Namun, Belgia tetap berada dalam level kewaspadaan tertinggi kedua, dan Perdana Menteri Belgia Charles Michel menegaskan bahwa Pemerintah Belgia akan senantiasa waspada.

Pernyataan senada juga diserukan oleh Perdana Menteri Prancis Manuel Valls yang mengatakan bahwa Prancis tidak akan mengurangi pertahanan mereka.

"Ini adalah petunjuk lebih jauh mengenai ancaman yang sangat serius yang dihadapi Eropa pada umumnya dan Prancis khususnya," kata Valls dalam jumpa pers di Algiers.

Abdeslam, lahir dan dibesarkan di Belgia dari orang tua keturunan Maroko, mengaku tadinya hendak meledakkan diri di stadion olah raga di Paris pada November itu, tetapi urung pada menit-menit terakhir. Tetapi, adiknya, Brahim, meledakkan diri di sebuah kafe di Paris.

Pria lainnya yang dikaitkan dengan serangan Paris, Mohamed Abrini, ditangkap di Brussels Jumat pekan lalu dan mengaku sebagai "orang bertopi" seperti yang tertangkap oleh kamera CCTV bandara Brussels bersama dengan dua pelaku bom bunuh diri lainnya. Abrini (31) telah didakwa sebagai teroris pembunuh.

Seorang lainnya lagi yang terlihat bersama pelaku bom bunuh diri di metro Brussels, yang diidentifikasi oleh jaksa sebagai Osama K. (28), juga ditangkap Jumat pekan lalu di ibu kota Belgia.

Osama K. disebut oleh media sebagai orang Swedia bernama Osama Krayem, membelikan tas yang digunakan untuk membawa bom yang diledakkan di Brussels. (ANT)

Baca juga artikel terkait BELGIA atau tulisan lainnya

Reporter: Ign. L. Adhi Bhaskara