Menuju konten utama

Jakob Oetama Disemayamkan di Gedung Kompas & Dimakamkan di TMP

Seluruh prosesi penghormatan terakhir terhadap Jakob, akan dilakukan sesuai dengan protokol kesehatan selama pandemi COVID-19.

Jakob Oetama Disemayamkan di Gedung Kompas & Dimakamkan di TMP
Jakob Oetama. Dok. Kompas Gramedia/Rilis

tirto.id - Tokoh pers yang juga pendiri Kompas Gramedia Jakob Oetama, tutup usia siang tadi pukul 13.05. Mendiang akan disemayamkan di Gedung Kompas Gramedia dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan.

"[Mendiang] disemayamkan di Lobi Gedung Palmerah Selatan Kompas Gramedia Unit II," kata Corporate Communication Director Kompas Gramedia Rusdi Amral melalui siaran langsung KompasTV, Rabu (9/9/2020).

"Karena Bapak juga pemegang penghargaan Bintang Mahaputra [Utama], Bapak akan dikebumikan di Makam Taman Pahlawan di Kalibata, besok siang," imbuhnya.

Penghormatan terakhir itu, kata Rusdi, dilakukan karena mendiang mewariskan berbagai hal ke rekanan dan karyawannya. Namun seluruh prosesi itu, akan dilakukan sesuai dengan protokol kesehatan selama pandemi COVID-19 yang dicanangkan pemerintah.

"Kita tetap menghormati beliau tetap dengan aturan protokol kesehatan. Kami juga menyediakan kamera-kamera khusus. Harapannya kita bisa berbagi jarak menyaksikan itu semua dan bisa berdoa dengan khusyuk," ujarnya.

Jakob sempat dirawat di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading selama lebih dari dua minggu. Kondisi kesehatannya sempat membaik.

"Bapak sebelumnya sudah mengalami koma, atau kritis sejak hari Minggu sore," tuturnya.

Sedangkan Direktur RS Mitra Keluarga Kelapa Gading Ronald Reagan menjelaskan, sejak 22 Agustus lalu, Jakob dirawat di tempatnya berdinas.

"Pada saat awal masuk memang kondisinya kritis dan lemah. Pada saat itu sudah kami lakukan segala macam perawatan yang maksimal," kata Ronald.

Dokter RS Mitra Keluarga Kelapa Gading Felix Prabowo Salim menjelaskan, gejala medis Jakob ialah gangguan multi-organ. Sudah dipastikan Jakob tak terjangkit COVID-19 melalui tes swab PCR yang dilakukan sebanyak dua kali.

"Selain usia dan komorbid, faktor-faktor yang memperberat itu, akhirnya beliau mengalami perburukan," kata Felix.

Baca juga artikel terkait JAKOB OETAMA atau tulisan lainnya dari Dieqy Hasbi Widhana

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Dieqy Hasbi Widhana
Penulis: Dieqy Hasbi Widhana
Editor: Gilang Ramadhan