tirto.id - LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) mengumumkan jadwal fenomena astronomi yang akan terjadi pada Oktober 2020. Pada Oktober ini, akan muncul Bulan Purnama Mikro dan puncak Hujan Meteor Draconids.
Berikut ini jadwal fenomena astronomi Oktober 2020 pekan pertama:
- 1-6 Oktober: Konjungsi Venus-Regulus
Selama sepekan berturut-turut sejak 30 September hingga 6 Oktober, Venus mengalami konjungsi dengan Regulus dan dapat disaksikan dari arah Timur-Timur Laut mulai pukul 04.00 WIB hingga 05.15 WIB.
Peristiwa itu dapat disaksikan selama kondisi langit cerah, bebas dari polusi cahaya, maupun penghalang di sekitar medan pandang. Puncak Konjungsi Venus-Regulus terjadi pada 3 Oktober 2020 pukul 06.04 WIB dengan sudut pisah hanya 5 menit busur.
- 1 Oktober: Elongasi Timur Maksimum Merkurius
Merkurius akan mencapai elongasi timur maksimum pada tanggal 1 Oktober 2020 pukul 22.59 WIB. Merkurius terletak di 11 derajat sebelah selatan Matahari dengan ketinggian 22,5 derajat ketika terbenam dan elongasi 25,8 derajat.
Merkurius dapat diamati dengan mata telanjang beberapa menit setelah terbenam Matahari dengan magnitudo visual +0,1, diameter sudut 6,7 detik busur dan terletak di konstelasi Virgo.
Elongasi timur maksimum Merkurius rata-rata terjadi setiap 116 hari sekali, terakhir terjadi pada 5 Juni 2020 dan akan terjadi kembali pada 24 Januari 2021.
- 2 Oktober: Bulan Purnama Mikro
Puncak purnama kali ini akan terjadi pada pukul 04.05.10 WIB dengan jarak geosentris 405.146 km dan diameter sudut 29,5 menit busur. Purnama ini dinamakan juga purnama mikro karena jaraknya cukup dekat dengan titik apogee yang akan terjadi pada 4 Oktober 2020.
Pengamat di wilayah Indonesia bagian Timur tidak dapat menyaksikan puncak purnama kali ini karena Bulan sudah terbenam lebih dahulu dan Matahari sudah terbit. Bulan purnama dapat diamati pada arah Timur hingga Barat dan terletak pada konstelasi Cetus.
- 3 Oktober: Konjungsi Bulan-Mars
Puncak Konjungsi Bulan-Mars terjadi pada tanggal 3 Oktober 2020 pukul 11.20.38 WIB dengan sudut pisah 0,53 derajat. Akan tetapi, fenomena ini dapat disaksikan sejak tengah malam di dekat zenit Utara-Timur Laut hingga pukul 05.15 WIB di arah Barat dengan nilai elongasi yang bervariasi, antara 5,45 hingga 3,63 derajat.
Selain itu, fenomena ini juga dapat disaksikan ketika Bulan terbit dari arah Timur pada pukul 19.00 WIB hingga tengah malam di dekat zenith arah Timur Laut dengan nilai elongasi yang bervariasi 4,99 hingga 6,89 derajat.
- 4 Oktober: Bulan di Titik Terjauh dari Bumi (Apogee)
Bulan akan berada pada titik terjauh Bumi (apogee) pada pukul 00.09.10 WIB dengan jarak geosentris 406.306 km, iluminasi 96,87 persen (fase benjol akhir) dan lebar sudut 28,5 menit busur.
Bulan terletak di konstelasi Pisces ketika apogee akan tetap baru dapat disaksikan mulai pukul 20.00 WIB di arah Timur-Timur Laut dan terbenam keesokan harinya pada pukul 07.30 WIB
- 6 Oktober: Fase Dikotomi Merkurius
Dikotomi adalah nama lain dari fase perbani atau kuartir atau kuadratur. Secara umum, dikotomi adalah konfigurasi Bumi, planet, dan Matahari yang membentuk sudut siku-siku (90 derajat).
Hal ini membuat bagian planet, yakni Merkurius, yang teramati dari Bumi akan tampak bercahaya 50 persen dari luas seluruh piringan. Berbeda dengan Venus yang mana fase dikotomi selalu bertepatan dengan elongasi maksimum.
Merkurius mengalami fase dikotomi antara 1-6 hari sebelum atau sesudah elongasi maksimum. Hal ini dikarenakan bentuk orbit Merkurius yang lebih lonjong dibandingkan Venus.
- 8 Oktober: Puncak Hujan Meteor Draconids
Hujan Meteor Draconids aktif sejak 6-10 Oktober dan puncaknya terjadi pada 8 Oktober dan dapat disaksikan sejak pukul 18.15 WIB hingga 21.30 WIB dengan intensitas antara 4 (untuk Kupang) hingga 6 meteor (untuk Banda Aceh) per jam jika cuaca cerah dan bebas polusi cahaya.
Akan tetapi, bagi pengamat di area perkotaan hanya akan menyaksikan antara 1-2 meteor per jam. Ketampakan hujan meteor Draconid terbaik jika diamati dari belahan Bumi Utara.
Editor: Agung DH