Menuju konten utama

Isu Penculikan dan Pembunuhan Aktivis '98 Bukan Komoditas Politik

Komisi III DPR meminta isu penculikan dan pembunuhan aktivis tidak jadi komoditas politik, tetapi dituntaskan.

Isu Penculikan dan Pembunuhan Aktivis '98 Bukan Komoditas Politik
Puluhan aktivis dari Kontras, korban pelanggaran HAM, dan pegiat HAM lainnya melakukan aksi di tengah perayaan Hari HAM Internasional di depan kantor Komnas HAM, Jakarta, Selasa (11/12/2018). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Anggota Komisi III DPR RI, Nasir Djamil merespons pernyataan Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres), Agum Gumelar terkait penculikan dan pembunuhan aktivis 1998 yang diketahuinya.

Ia meminta kepada presiden terpilih dalam Pilpres 2019, agar menuntaskan kasus tersebut sehingga tak jadi komoditas politik.

“Apalagi menjadi komoditas politik dari pihak-pihak tertentu. Memang harus segera dituntaskan, karena saya khawatir lima tahun ke depan muncul lagi isu ini, tapi tidak pernah diselesaikan,” ujar Nasir Djamil di kompleks DPR RI, Selasa (12/3/2019).

Nasir juga menuturkan, terkait kasus penculikan dan pembunuhan aktivis '98, bukan hanya permasalahan presiden saja, namun itu juga menjadi permasalahan bangsa Indonesia.

Kemudian, ia pun menilai saat ini informasi terkait kasus penculikan dan pembunuhan aktivis masih simpangsiur.

Hal ini membuat masyarakat pun menjadi bingung terkait kebenaran informasi dari Agum Gumelar yang mengaku mengetahui kasus tersebut.

"Karena menurut saya generasi muda di Indonesia membutuhkan kejelasan tentang sejarah bangsa ini. Jangan sampai sejarah ini dibelokan sesuai dengan kepentingan hanya untuk kepentingan sesaat dan kelompok-kelompok tertentu. Nah ini yg kita tidak diinginkan sebenarnya,” ucap Nasir

Dewan Pengarah Direktorat Advokat dan Hukum Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi ini mengatakan, tak mengetahui apakah pernyataan Agum Gumelar tergolong delik menyembunyikan kejahatan.

"Kita kembalikan saja ke Pak Agum Gumelar, dia kan seorang [purnawirawan] Jendral, kembali ke diri beliau. Sesungguhnya seorang jenderal sudah paham betul seperti apa dia menyampaikan info, meskipun dia sudah sipil, tapi dia punya Sapta Marga [sumpah prajurit],” kata dia.

Baca juga artikel terkait PENCULIKAN AKTIVIS atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Politik
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Zakki Amali