Menuju konten utama

Israel Terus Bombardir Gaza, Tuduh Hamas Belum Serahkan Sandera

Israel menunda gencatan senjata, padahal Hamas sudah menyerahkan sandera sebagaimana kesepakatan. Hal itu terungkap dari pernyataan terbaru Abu Obeida.

Israel Terus Bombardir Gaza, Tuduh Hamas Belum Serahkan Sandera
Warga Palestina memeriksa puing-puing bangunan yang hancur menyusul serangan udara Israel di kota Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Kamis, (26/10/2023). (Foto AP/Mohammed Dahman)

tirto.id - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memerintahkan militer Israel untuk menahan gencatan senjata di Gaza yang seharusnya mulai efektif Minggu (19/1/2025). Hari ini, pukul 8.30 pagi tadi, Netanyahu menuding Hamas belum mengeluarkan nama-nama para sandera yang akan dibebaskan.

"Perdana Menteri menginstruksikan IDF bahwa gencatan senjata, yang seharusnya mulai berlaku pada pukul 8.30 pagi, tidak akan dimulai sampai Israel memiliki daftar nama-nama sandera yang dibebaskan yang telah dijanjikan oleh Hamas," kata Juru Bicara Angkatan Bersenjata Israel (IDF), Laksamana Muda Daniel Hagari.

Dilansir dari Al Arabiya, Israel menyatakan bahwa mereka memiliki hak untuk melanjutkan perang di Gaza dengan dukungan Amerika Serikat apabila gencatan senjata tahap kedua terbukti tidak ada gunanya.

Hal ini ditegaskan Benjamin Netanyahu dalam pernyataan pertamanya sejak kesepakatan gencatan senjata Hamas-Israel diputuskan.

Netanyahu menggertak Hamas dengan mengatakan perang akan dilanjutkan 'dengan keras'. Kata dia dalam keterangannya, kemarin.

"Jika kami dipaksa melanjutkan perang, kami akan melakukannya dengan keras," ucap Netanyahu.

Tahap pertama dari kesepakatan gencatan senjata selama 42 hari antara Hamas dan Israel seharusnya dimulai pada pukul 8.30 pagi hari Minggu atau jam 13.30 WIB. Kedua belah pihak telah mengisyaratkan bahwa pertukaran sandera akan dilakukan setelah pukul 16:00 waktu setempat.

Berdasarkan kesepakatan dalam perundingan Hamas dan Israel, yang dimediasi Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat, gencatan senjata di Gaza seharusnya dimulai simbolis dengan penyerahan tiga sandera warga Israel. Imbalannya, pembebasan kelompok pertama para tahanan Palestina dari penjara-penjara.

Mulanya, pihak Hamas mengatakan ada 'persoalan teknis' yang menyebabkan nama ketiga sandera belum diserahkan kepda Israel.

Namun, kantor berita Al Jazeera teranyar melaporkan bahwa Hamas telah menyerahkan kepada mediator tiga nama tahanan Israel yang akan dibebaskan.

Hamas telah merilis nama-nama tiga tawanan Israel yang akan dibebaskan pada hari pertama pelaksanaan kesepakatan gencatan senjata di Gaza, kata mereka, dalam sebuah posting di Telegram.

Langkah ini berpotensi membuka jalan bagi gencatan senjata untuk dimulai setelah penundaan selama beberapa jam.

Abu Obeida, juru bicara sayap bersenjata Hamas - Brigade Qassam, mengatakan, "sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tawanan, kami memutuskan untuk membebaskan hari ini: Romi Gonen, 24 tahun, Emily Damari, 28 tahun, dan Doron Shtanbar Khair, 31 tahun."

Sajak kesepakatan gencatan senjata diumumkan, total warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel meningkat menjadi 10 orang. Hal ini disampaikan juru bicara Pertahanan Sipil Gaza.

Rinciannya, enam orang tewas di Kota Gaza, tiga di Gaza utara dan satu di Rafah, dengan lebih dari 25 orang terluka.

Serangan Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 46.899 warga Palestina dan melukai 110.725 lainnya sejak 7 Oktober 2023. Sementara itu, sebanyak 1.139 orang terbunuh di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas pada hari itu dan lebih dari 200 orang ditawan.

Baca juga artikel terkait KONFLIK GAZA atau tulisan lainnya dari Mochammad Fajar Nur

tirto.id - Politik
Reporter: Mochammad Fajar Nur
Penulis: Mochammad Fajar Nur
Editor: Fahreza Rizky