tirto.id - Serangan tank militer Israel kembali terjadi di Jalur Gaza, Palestina pada Selasa malam (24/1/2017) pasca penyerangan terhadap patroli Israel, menurut keterangan militer Zionis.
"Beberapa saat yang lalu, pasukan IDF (militer Israel) ditembaki saat menjalankan rutinitas dekat perbatasan dengan Jalur Gaza selatan," menurut pernyataan militer, seperti dilaporkan AFP.
Sebagai balasannya, tank militer Israel "menyerang pos Hamas di Jalur Gaza selatan".
Hamas, gerakan milisi Palestina yang menguasai Gaza, mengungkapkan tank Israel melepaskan tiga tembakan ke pos pemantauan dekat kamp pengungsi Al Maghazi tanpa menimbulkan korban jiwa.
Israel dan milisi Palestina di Gaza sudah tiga kali terlibat perang sejak 2008 dan wilayah kantong tersebut diblokade Israel selama satu dekade terakhir.
Konflik Israel-Palestina ini belum juga berujung pada perdamaian. Justru malah diperparah dengan rencana Israel untuk membangun 2.500 rumah baru di permukiman Yahudi di Tepi Barat Sungai Jordan.
Uni Eropa (UE) mengecam rencana Israel terkait pembangunan permukiman itu dan menilai tindakan itu akan sangat merusak prospek penyelesaian dua negara.
"Sangat disesalkan bahwa Israel melanjutkan kebijakannya, meskipun masyarakat internasional terus menyampaikan keprihatinan dan keberatan, yang telah disampaikan pada semua tingkat," kata seorang juru bicara Dinas Aksi Luar Negeri Eropa (EEAS), Dinas Diplomatik UE, di dalam satu pernyataan, Selasa (24/1/2017).
Perdana menteri Israel dan menteri pertahanannya telah sepakat untuk menyetujui pembangunan 2.500 rumah baru di Permukiman Yahudi di Wilayah Pendudukan Tepi Barat, menurut pernyataan sumber dari Kementerian Pertahanan.
Sebagian besar rumah akan dibangun di beberapa blok permukiman, kata kementerian itu, sebagaimana diberitakan Xinhua. Ditambahkannya, pembangunan rumah baru tersebut akan disetujui untuk "menjawab kebutuhan akan perumahan dan kelanjutan kehidupan sehari-hari".
Israel merebut Jerusalem Timur dalam Perang Timur Tengah 1967, bersama dengan bagian lain Tepi Barat dan Jalur Gaza. Israel belakangan mencaplok Jerusalem Timur dan mengumumkannya sebagai bagian dari ibu kota Israel "yang kekal", tindakan yang tak pernah diakui oleh masyarakat internasional.
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri