tirto.id - Pasangan artis Irish Bella dan Ammar Zoni baru saja kehilangan putri kembarnya yang meninggal dalam kandungan pada Minggu (6/10/2019) malam.
Calon putri kembar Irish Bella yang diberi nama Aiona Aisyah Bella Akbar dan Aiora Khadijah Bella Akbar ini telah dimakamkan sang ayah, Ammar Zoni di TPU Kalimulya 1 Depok tanpa didampingi sang istri, karena hingga kini Irish Bella masih menjalani perawatan.
Seperti dilansir Antara, usia kehamilan Irish Bella memasuki minggu ke-26 atau enam bulan. Sejak dinyatakan hamil, ia pun cukup aktif membagikan perkembangan kandungannya melalui media sosial.
Penyebab janin kembar Irish Bella yang meninggal dalam kandungan adalah karena mengalami solusio plasenta, yakni tekanan darah yang naik dan membuat plasenta lepas sehingga membuat aliran darah tidak lancar ke bayi.
Salah satu akibatnya adalah preeklamsia yang disebabkan mirror syndrome dan membuat plasenta lepas dengan cepat.
Laman WebMD menyebutkan, solusio plasenta adalah sesuatu yang dapat terjadi secara tiba-tiba selama kehamilan dan hal ini bisa berbahaya bagi ibu dan bayi.
Jika hanya sebagian kecil dari plasenta yang terpisah, hal itu kemungkinan tidak menyebabkan banyak masalah. Tetapi jika sebagian besar atau semua plasenta terlepas dari rahim, maka dapat menyebabkan risiko lebih serius dan membuat beberapa masalah pada ibu, yakni:
- Kehilangan banyak darah yang dapat menyebabkan ibu mengalami syok dan membutuhkan transfusi darah
- Masalah dengan pembekuan darah
- Gagal ginjal atau kegagalan organ lain
- Kematian untuk ibu atau bayi
Sementara untuk bayi yang mengalami solusio plasenta, maka akan menyebabkan beberapa komplikasi yang meliputi:
- Lahir prematur atau sebelum usia kandungan 37 minggu. Sekitar 10 persen bayi yang lahir dari ibu dengan solusio plasenta termasuk dalam kategori ini.
- Masalah dengan perkembangan. Jika bayi lahir prematur karena kondisi ini, bayi mungkin memiliki masalah kesehatan lebih awal dan kemudian hari dalam hidupnya.
- Meninggal dalam kandungan yang berarti bayi meninggal di dalam rahim setelah kehamilan berusia setidaknya 20 minggu.
Gejala
Menurut situs Mayo Clinic, solusio plasenta paling mungkin terjadi pada trimester terakhir kehamilan, terutama dalam beberapa minggu terakhir sebelum kelahiran. Solusio plasenta dapat ditandai dengan beberapa gejala berikut ini:
- Pendarahan pada vagina
- Sakit perut
- Sakit punggung
- Rahim melembut atau melemah
- Sering mengalami kontraksi pada rahim
- Perut kencang
Saat mengalami nyeri perut dan nyeri punggung yang sering dan tiba-tiba, maka jumlah perdarahan vagina dapat sangat bervariasi, terkadang tidak selalu sesuai dengan seberapa banyak plasenta terpisah dari rahim.
Darah juga bisa tetap berada di dalam rahim, sehingga jika mengalami solusio plasenta yang parah, tidak ada perdarahan yang terlihat.
Dalam beberapa kasus, solusio plasenta berkembang secara perlahan (solusio kronis), yang dapat menyebabkan perdarahan vagina ringan dan intermiten.
Selain itu, bayi juga tidak akan tumbuh secepat yang diharapkan, dan ibu yang hamil dengan kondisi ini memiliki cairan ketuban yang rendah (oligohidramnion) atau komplikasi lainnya.
Penyebab
Penyebab solusio plasenta sering tidak diketahui. Kemungkinan penyebabnya termasuk trauma atau cedera pada perut akibat kecelakaan mobil atau terjatuh, sehingga ibu akan kehilangan cairan air ketuban dengan cepat.
Faktor risiko
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko solusio plasenta meliputi:
- Pernah mengalami solusio plasenta pada kehamilan sebelumnya
- Tekanan darah tinggi kronis (hipertensi)
- Tekanan darah tinggi selama kehamilan, mengakibatkan yang preeklampsia atau eklampsia
- Jatuh atau jenis pukulan lain ke perut
- Merokok
- Penggunaan kokain selama kehamilan
- Ketuban pecah dini, yang menyebabkan kebocoran cairan ketuban sebelum akhir kehamilan
- Infeksi di dalam rahim selama kehamilan (korioamnionitis)
- Hamil bayi kembar
- Hamil di atas usia 40 tahun
Pengobatan
Pengobatan tergantung pada keparahan pemisahan plasenta, lokasi plasenta dan usia kehamilan.
Seperti dilansir American Pregnancy, jenis solusio ada beberapa, yakni pemisahan parsial atau total dan ada yang sebagian serta ada yang pemisahannya hanya beberapa derajat dari rahim
Dalam kasus pemisahan parsial, dapat ditentukan jika kehamilan belum mencapai kematangan. Dalam beberapa kasus, transfusi dan perawatan darurat lainnya bisa dilakukan.
Sementara dalam kasus dengan pemisahan sebagian, bisa dilakukan tindakan yang lebih aman. Jika janin stabil, persalinan pervaginam bisa menjadi pilihan.
Namun, jika janin ibu mengalami perdarahan hebat, maka dilakukan persalinan sesar. Sayangnya, tidak ada perawatan yang dapat menghentikan terlepasnya plasenta dan tidak ada cara untuk memasangnya kembali.
Semua jenis solusio plasenta dapat menyebabkan kelahiran prematur dan berat lahir bayi rendah. Dalam kasus solusio plasenta berat terjadi, sekitar 15 persen akan berakhir dengan kematian janin.
Editor: Agung DH