tirto.id - Apa saja pengaruh interaksi antarruang di bidang sosial? Pada dasarnya, interaksi antarruang terjadi ketika individu atau kelompok melakukan perjalanan, perpindahan (migrasi) ke daerah lain.
Namun, interaksi ini tidak hanya terbatas pada manusia, melainkan juga benda, seperti barang-barang, energi, sumber daya, bahkan juga ide, gagasan, atau informasi dari satu ruang ke ruang yang lain.
Dalam modul Ilmu Pengetahuan Sosial (2020) yang ditulis Sutarjo, Saprudin, dan Susmin Ito, dijelaskan bahwa suatu ruang tidak berdiri dengan sendirinya. Artinya, ruang di suatu tempat memengaruhi ruang di tempat lainnya.
Sebagai misal, penggundulan hutan daerah puncak di Bogor (ruang di Jawa Barat) berdampak pada hilangnya resapan air hujan, yang berakibat banjir di Jakarta (ruang di tempat lain).
Hubungan antarruang itulah yang dikenal dalam kajian sosial sebagai interaksi antarruang di muka bumi. Ruang ini adalah tempat dan konteks terjadinya segala peristiwa.
Pengertian Interaksi Antar Ruang
Ruang adalah sebuah tempat pada permukaan bumi yang memengaruhi mahkluk hidup dan benda mati yang berada di dalamnya. Setiap ruang mempunyai karakteristik dan ciri khas tertentu.
Bentuk-bentuk antar ruang tersebut akan memengaruhi bagaimana mahkluk hidup dan benda mati saling berinteraksi.
Interaksi antar ruang menurut bukuPasti Bisa Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMP/MTS Kelas VII(2017: 28) karya Ganesha Operation dikatakan bahwa interaksi antar ruang digunakan sebagai tempat tinggal dan tempat berinteraksi antara individu satu dan individu lainnya, individu dengan kelompok, atau kelompok satu dengan kelompok lainnya. Di dalamnya mereka saling berinteraksi dan saling memengaruhi satu sama lain.
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor yang memengaruhi interaksi antar ruang adalah adanya wilayah yang saling melengkapi dari perbedaan potensi sumber daya alam antar wilayah. Hubungan saling memengaruhi inilah yang disebut sebagai interaksi antar ruang.
Bentuk-Bentuk Interaksi Antarruang
Dalam uraian "Interaksi Antar Ruang" yang diterbitkan Kemendikbud dijelaskan mengenai bentuk-bentuk interaksi antarruang sebagai berikut:
1. Mobilitas Penduduk
Pergerakan dan perpindahan penduduk di suatu wilayah, baik itu antardaerah atau hanya dalam jarak dekat disebut mobilitas penduduk. Ia tergolong dalam interaksi antarruang yang dilakukan manusia di muka bumi.
Bentuk mobilitas penduduk dapat berupa emigrasi, imigrasi, transmigrasi, urbanisasi, perjalanan penduduk antarwilayah untuk bekerja, wisata, dan lain sebagainya.
2. Komunikasi
Selain perpindahan manusia, perpindahan ide, gagasan, ataupun informasi dalam bentuk komunikasi juga tergolong interaksi antarruang.
Bentuk komunikasi ini dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung, misalnya melalui media massa, tayangan televisi, internet, dan lain sebagainya.
3. Transportasi
Interaksi antarruang dalam bentuk transportasi ini dilakukan dengan menyalurkan barang dari satu tempat ke tempat lain. Bentuknya dapat melalui perdagangan, pengiriman barang, angkutan, dan lain sebagainya.
Dampak Positif dari Interaksi Antarruang
Interaksi antarruang dapat memberi pengaruh positif bagi suatu wilayah.
Hal ini disebabkan fungsi interaksi adalah saling melengkapi antara satu daerah dengan daerah lain. Karena itu, dampak positifnya adalah sebagai berikut:
- Produktifitas suatu wilayah kian meningkat karena masuknya teknologi tepat guna.
- Adanya peningkatan penduduk produktif yang dapat berdaya guna di daerah yang membutuhkan tenaga kerja.
- Pengiriman barang dapat menjadikan dagangan laku di pasar yang lebih luas.
- Melalui wisata, terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi dari naiknya devisa negara.
Dampak Negatif dari Interaksi Antarruang
Selain memberi pengaruh positif, interaksi antarruang juga meninggalkan dampak negatif.
Terkadang, orang-orang di wilayah tertinggal menganggap wilayah lain lebih menjanjikan daripada daerahnya. Karena itu dampak negatif interaksi antarruang adalah sebagai berikut:
- Daerah yang sudah maju akan menerima lonjakan pendatang di luar kapasitas wilayahnya.
- Terbentuknya pemukiman kumuh karena orang-orang berpendapatan kecil kesulitan memperoleh tempat tinggal layak.
- Modernisasi kadang kala menghapus budaya asli sehingga tradisi lama ditinggalkan.
- Tenaga kerja produktif di bidang pertanian menjadi berkurang karena orang-orang melihat bahwa bidang industri dan jasa lebih prestisius daripada bidang agraris.
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Dhita Koesno
Penyelaras: Yulaika Ramadhani