tirto.id - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengimbau masyarakat untuk lebih waspada akan bahaya Demam Berdarah Dengue (DBD), mengingat intensitas hujan yang makin tinggi belakangan ini.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi menyarankan agar masyarakat membenahi genangan-genangan air di sekitarnya yang berpotensi menjadi sarang nyamuk Aedes aegypti.
Selain itu, masyarakat diminta disiplin dalam menerapkan 3M+, yakni menutup semua tampungan air atau sumber air, menguras bak mandi, dan mendaur ulang barang bekas.
"Penting kita memutuskan rantai penularan mulai nyamuk pradewasa sampai nyamuk dewasa. Langkahnya dengan 3M+ tadi dan jangan sampai ada genangan air di lingkungan tempat tinggal kita," ujar Nadia, pada Senin (14/1/2019).
Apabila terdapat tempat dengan genangan air yang sulit untuk dibersihkan. Nadia menyarankan untuk ditaburkan larvasida atau obat pembunuh larva nyamuk. Cara lainnya dengan meletakkan ikan pemakan jentik di tempat semisal vas bunga yang berisikan air.
"Plusnya kita menggunakan ikan pemakan jentik. Jadi apabila di dalam rumah ada tanaman berisikan air, nah, air itu juga bisa menjadi tempat berkembang biak jentik nyamuk penyebab demam berdarah. Sebaiknya di sana ada ikan pemakan jentik nyamuk," paparnya.
Pada akhir Desember 2018 kemarin, Kemenkes menerima laporan kasus DBD. Tercatat 22 provinsi mengalami peningkatan kasus gejala dengue.
Ada beberapa wilayah tercatat, dikategorikan kejadian luar biasa (KLB), antara lain Kabupaten Kapuas, Provinsi Sulawesi Utara, Kota Manado, dan Kabupaten Manggarai Barat.
Nadia berharap pencegahan DBD lebih digalakkan lagi oleh semua masyarakat, baik keluarga di lingkungan masing-masing dan di area sekolah.
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Maya Saputri