tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi inflasi sebesar 0,34 persen secara month to month (mtm) pada Januari 2023. Hal ini karena kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 113,59 pada Desember 2022 menjadi 113,98 di Januari 2023.
"Pada bulan Januari 2023 terjadi inflasi sebesar 0,34 persen," kata Kepala BPS, Margo Yuwono dalam rilis BPS di Kantornya, Jakarta, Rabu (1/2/2023).
Dia mengklaim inflasi ini relatif lebih rendah jika dibandingkan pada periode sama tahun sebelumnya. Tercatat inflasi pada Januari 2022 berada di kisaran 0,66 persen.
Margo menyebut kelompok pengeluaran inflasi bulanan terbesar berasal dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil inflasi yakni 0,34 persen. Sedangkan kelompok penyumpang andil deflasi adalah kelompok transportasi dengan andil -0,15 persen.
"Kalau dilihat komoditas penyumbang inflasi terbesar beras," jelasnya.
Pada bulan lalu, inflasi beras mencapai 2,34 persen atau memberi andil sebesar 0,07 persen. Ini lebih tinggi jika dibandingkan pada Desember maupun Januari 2022, di mana masing-masing hanya 2,30 persen dan 0,94 persen.
"Kemudian inflasi besar lainnya didorong ikan segar, cabai rawit, rokok kretek filter, itu adalah beberapa komoditas utama penyebab inflasi pada Januari secara mtm," jelasnya.
Sedangkan penyumbang komoditas deflasi terbesar disumbang berasal dari tarif angkutan udara, bensin, dan telur ayam ras.
Dari sebaran wilayahnya, sebanyak 80 kota mengalami inflasi. Sedangkan 10 kota mengalami deflasi. Adapun inflasi tertinggi terjadi di Gunungsitoli 1,87 persen dan deflasi terdalam di Timika -0,60 persen.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin