Menuju konten utama

Indonesia-Vietnam Redam Ketegangan Akibat Insiden di Natuna

Pemerintah Indonesia dan Vietnam bersepakat meredam ketegangan akibat insiden tenggelamnya kapal nelayan negara jiran itu di perairan Natuna saat kapal patroli Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melakukan penyergapan.

Indonesia-Vietnam Redam Ketegangan Akibat Insiden di Natuna
(Ilustrasi) Kapal asing yang tertangkap pihak berwenang ditenggelamkan di perairan Natuna, Kepulauan Riau, Rabu (17/8/2016). Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) menenggelamkan 60 kapal asing di berbagai daerah di Indonesia dengan cara dibocorkan lambung kapalnya dan dicor semen sebagai pemberat. ANTARA FOTO/Humas KKP.

tirto.id - Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Rifki Effendi Hardijanto menyatakan pemerintah Indonesia dan Vietnam bersepakat meredam ketegangan akibat insiden di perairan Natuna, yang termasuk kawasan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia, pada minggu kemarin, dengan penyelesaian diplomatik.

"Kami (Pemerintah RI-Vietnam) akan menyelesaikan insiden itu melalui jalur diplomatik, dan akan berusaha keras agar kejadian serupa tidak terulang kembali," kata Rifki dalam konferensi pers di Gedung Mina Bahari (GMB) IV, KKP, Jakarta, pada Selasa (23/5/2017) seperti dikutip Antara.

Rifki menjelaskan, insiden itu terjadi ketika kapal patroli KKP Hiu Macan bersitegang dengan kapal Coast Guard Vietnam pada 21 Mei 2017.

Pihak Indonesia semula mengamankan lima kapal asal Vietnam yang diduga hendak mencuri ikan di perairan ZEE Indonesia. Tapi, kapal Coast Guard Vietnam mendesak kapal-kapal nelayan negaranya itu dilepas.

Di tengah situasi itu, satu kapal ikan Vietnam tertabrak sehingga tenggelam dan sebanyak 44 nelayan asal negara jiran itu meloncat ke laut. Seorang pegawai KKP bernama Gunawan yang sedang berada di kapal itu, juga terpaksa lompat ke laut.

Sebagian besar nelayan Vietnam, termasuk juga Gunawan, diselamatkan kapal Coast Guard negara tersebut. Hingga kini, Gunawan masih ditahan di Vietnam.

Sementara kapal patroli KKP mengamankan 11 nelayan Vietnam lainnya yang kemudian dibawa ke stasiun pangkalan KKP yang berada di Natuna dan Pontianak.

"Tadi pagi, saya dan Ibu Menteri KKP (Susi Pudjiastuti) berjumpa dengan Dubes Vietnam dan hasilnya bersepakat beberapa hal. Kami bersyukur di insiden itu tidak ada korban jiwa atau terluka," ujar Rifki.

Indonesia dan Vietnam, menurut Rifki, juga akan menggelar investigasi bersama untuk mencari tahu penyebab tenggelamnya satu kapal Vietnam di laut Natuna saat insiden itu terjadi. Indonesia juga meminta, selama investigasi berlangsung, Vietnam serius mencegah nelayannya menangkap ikan di laut Natuna.

Rifki mengimbuhkan pegawai KKP bernama Gunawan saat ini sedang berada dalam kondisi yang baik di Vietnam. Pihak Vietnam sudah setuju akan segera mengembalikan dia ke Indonesia secepatnya. Dia menegaskan bahwa tidak ada yang istilah "pertukaran sandera" meski Indonesia juga bersedia mengembalikan para nelayan Vietnam ke negaranya.

"Tidak ada pertukaran. Kami juga akan mengembalikan nelayan mereka," kata dia.

Dia mengimbuhkan sampai saat ini ratusan nelayan Vietnam, yang diamankan karena melakukan pencurian ikan, masih berada di stasiun pangkalan KKP dan diperlakukan secara baik.

Adapun Menteri Koodinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengimbau semua pihak untuk tidak emosional dalam menanggapi insiden di Laut Natuna itu.

"Ya kami akan pelajari dengan benar, dan kami akan melakukan tindakan yang proporsional untuk hadapi itu. Sekarang sedang kami lihat apa salahnya dan di mana, kenapa bisa jadi begini. Tidak perlu emosional tanggapi itu, kami akan buat langkah terukur untuk mengatasi itu," kata Luhut di Kementerian Koordinator Kemaritiman, Jakarta, hari ini.

Namun ia belum menjelaskan lebih detail mengenai langkah terukur yang dimaksud. "Kita tawarkan saja bagaimana yang terbaik," ujar Luhut.

Baca juga artikel terkait PERAIRAN NATUNA atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Politik
Reporter: antara
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom