Menuju konten utama

Indonesia Perkuat Kerja Sama Perdagangan & Investasi dengan Bosnia

Indonesia dengan Bosnia dan Herzegovina memiliki potensi yang besar dalam aspek perdagangan.

Indonesia Perkuat Kerja Sama Perdagangan & Investasi dengan Bosnia
Truk peti kemas melintas di kawasan IPC Terminal Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (26/10/2021). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra.

tirto.id - Indonesia dan Bosnia sepakat mendorong kerja sama ekonomi lebih intensif serta memanfaatkan potensi perdagangan dan investasi yang dimiliki oleh kedua pihak. Dukungan untuk upaya tersebut juga dilakukan antara Kamar Dagang dan Industri (Kadin) kedua negara.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyampaikan, dukungannya dalam meningkatkan kerja sama di sektor industri pertahanan, business-to-business, hingga kerja sama hospitality kepada Menteri Luar Negeri Bosnia dan Herzegovina Bisera Turkovic.

"Indonesia percaya bahwa kedekatan historis serta hubungan bilateral yang baik antara kedua negara sejak puluhan tahun yang lalu dapat pula dimanfaatkan sebagai modal dasar bagi setiap langkah strategis dalam rangka eksplorasi lebih lanjut setiap potensi kerja sama antara Indonesia dengan Bosnia dan Herzegovina," kata dia dalam keterangan di Jakarta, Selasa (14/6/2022).

Indonesia dengan Bosnia dan Herzegovina memiliki potensi yang besar dalam aspek perdagangan. Nilai perdagangan antara kedua negara pada 2021 tercatat 1,85 juta dolar AS. Saat ini, komoditas unggulan Indonesia yang diekspor ke Bosnia adalah cocoa powder sebesar 188 ribu dolar AS, musical instruments 45 ribu dolar AS, dan telephones sets 44 ribu dolar AS.

Sedangkan komoditas impor utama Indonesia dari Bosnia adalah komoditas sentrifugal sebesar 439 ribu dolar AS, footwear with outers and uppers of rubber 226 ribu dolar AS, dan footwear with uppers other than rubber 95 ribu dolar AS.

"Bosnia dan Herzegovina terbuka dan mendukung masuknya komoditi minyak sawit asal Indonesia serta menawarkan Indonesia untuk berinvestasi di sektor produk makanan di Bosnia dan Herzegovina," ujar Turkovic.

Sebagai informasi, terdapat pabrik mie instan Indomie di wilayah Serbia saat ini. Untuk itu, Pemerintah Bosnia dan Herzegovina menawarkan agar pabrik yang sama dapat dibuka di wilayah Bosnia dan Herzegovina.

Salah satu tantangan dari upaya penguatan kerja sama bidang ekonomi antara kedua negara adalah hambatan logistik untuk melakukan perdagangan langsung dengan Bosnia dan Herzegovina. Hambatan tersebut disebabkan oleh kondisi geografi Bosnia dan Herzegovina serta ketergantungan pada pelabuhan negara tetangga untuk arus keluar masuk barang.

"Kami mengusulkan agar kedua pihak mulai membahas secara intensif terkait pembentukan direct connection dari Jakarta ke Sarajevo, begitu juga sebaliknya," lanjut Turkovic.

Lebih lanjut, dalam kesempatan tersebut Airlangga dan Turkovic juga membahas terkait kondisi terkini dari dampak konflik di Ukraina, khususnya untuk Kawasan Balkan Barat. Kedua menteri mendiskusikan terkait isu pangan dan energi yang saat ini menjadi perhatian banyak negara di dunia.

Turkovic menyampaikan bahwa untuk saat ini negaranya tidak mengimpor banyak gandum dari Ukraina, sehingga bisa dipastikan imbas buruk dari konflik di sektor pangan kecil kemungkinan terjadi.

Pada akhir pertemuan, Turkovic juga menginformasikan bahwa salah satu fokus dari pihak Bosnia adalah meningkatkan kerja sama di bidang militer atau pertahanan dengan Indonesia, khususnya dengan PT PINDAD.

Baca juga artikel terkait KERJASAMA EKONOMI atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Maya Saputri