tirto.id - Hasil survei Indo Barometer menunjukkan, elektabilitas Capres-Cawapres nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf mengalami tren penurunan dalam tiga bulan terakhir. Kendati demikian, angkanya masih lebih tinggi ketimbang elektabilitas paslon nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga.
Namun, Direktur Indo Barometer M Qodari mengatakan bahwa hal itu wajar dalam dinamika masa kampanye. Misalnya, saat elektabilitas Jokowi-Ma'ruf menurun 1 persen, terjadi kenaikan pada elektabilitas Prabowo-Sandiaga dalam jumlah yang sama. Faktor yang menyebabkan perubahan elektabilitas itu, salah satunya berasal dari berpindah kubunya sejumlah pendukung Jokowi ke Prabowo.
Terlebih, akhir-akhir ini, banyak sosok penting dan berpengaruh yang mendeklarasikan dukungan terhadap pasangan Prabowo-Sandiaga. Beberapa di antaranya, kata Qodari, seperti Ustaz Abdul Somad (UAS) serta mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan.
"Tapi kalau sudah akhir-akhir gini ya enggak signifikan, lah. Karena mereka hanya akan menambah ketaatan aja istilahnya, mengukuhkan supaya yang dari awal dukungan Prabowo enggak pindah," ujarnya usai konferensi pers di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (13/4/2109).
Dalam survei terbaru Indo Barometer yang dilakukan 1-7 April lalu, elektabilitas Capres petahana Jokowi-Ma’ruf tercatat masih unggul atas penantangnya, Prabowo-Sandiaga.
Dukungan terhadap Jokowi-Ma'ruf mencapai sebesar 59,9 persen suara dan Prabowo-Sandiaga memperoleh sebesar 40,1 persen suara. Selisih elektabilitas antara paslon 01 dan 02 tersebut, ungkap Qodari, adalah sebesar 19,8 persen suara.
Dengan menghitung margin of error sebesar +/-2,83 persen, diprediksi rentang perolehan suara untuk masing-masing paslon pada tanggal 17 April 2019 mendatang sebesar antara 57,07 sampai dengan 62,73 persen untuk Jokowi-Ma'ruf.
Sedangkan pasangan Prabowo-Sandiaga, memperoleh rentang dukungan suara sebesar antara 37,27 sampai dengan 42,93 persen.
Meski kubu Prabowo cukup militan untuk mendongkrak suara, kata dia, namun melihat tren elektabilitas memperlihatkan bahwa pasangan tersebut masih sulit untuk mengejar ketertinggalan.
"Kecepatan Prabowo kalah dibandingkan 2014 yang dalam waktu dua pekan bisa naik 6 persen. Sekarang dalam satu bulan cuma naik 1 persen," pungkasnya.
Jika diurutkan, hasil survei Indo Barometer secara berturut-turut sejak Februari hingga April 2019 adalah: 63,47 persen, 61,3 persen, dan 59,9 persen untuk Jokowi-Ma'ruf. Sementara suara Prabowo-Sandiaga berturut-turut sebesar 36,53 persen, 38,7 persen, dan 40,1 persen.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Alexander Haryanto