tirto.id - Survei terbaru Indikator Politik Indonesia menemukan ada 16,9 persen pemilih yang masih mungkin mengubah dukungannya (swing voters) di Pilpres 2019.
Swing voters tersebut tersebar hampir merata di kelompok pendukung paslon 01 maupun 02. Survei tersebut menunjukkan swing voters di kalangan pendukung Jokowi-Ma'ruf mencapai 8,8 persen dan Prabowo-Sandiaga: 8,1 persen.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menjelaskan ada beragam faktor yang kemungkinan bisa mempengaruhi keputusan swing voters di Pilpres 2019.
Misalnya, kata dia, sebagian swing voters menunggu sampai detik akhir menjelang pencoblosan untuk menentukan pilihan pasti.
Sementara sebagian lainnya menanti politik uang. Burhanuddin memperkirakan insentif material sangat bisa mempengaruhi keputusan swing voters.
"Ada juga variabel mereka yang swing tersebut berada di lingkungan basis lawan. Spiral of slince teorinya. Misalnya, swing pemilih Jokowi umumnya berada di Jawa Barat, basis Prabowo," kata Burhanuddin di Cikini, Jakarta, Rabu (3/4/2019).
Burhanuddin menambahkan, sebagian swing voters yang lain juga bisa jadi masih menunggu ada program baru atau inovasi yang ditunjukkan masing-masing capres-cawapres.
Dia menilai langkah kubu Prabowo-Sandiaga membeberkan calon nama menteri di kabinetnya bisa jadi efektif untuk meraih suara swing voters.
"Bisa saja. Mereka yang masih nunggu proposal kedua pasangan. Mana yang lebih mantap. Mereka menunggu tawar-tawaran program, misalnya Prabowo-Sandiaga soal menteri kabinet bayangan," ujar dia.
Sebagian pemilih partai anggota koalisi pendukung Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandiaga memang masih menyeberang ke kubu lain. Misalnya, 39,1 persen pemilih Partai Golkar mendukung Prabowo-Sandiaga. Sementara 31,7 persen pemilih Partai Demokrat mendukung Jokowi-Ma'ruf.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Addi M Idhom