tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia telah mengimpor vaksin senilai 178,744 juta dolar AS pada Maret 2021. Angka ini naik 102,47 persen dibandingkan impor vaksin pada Februari 2021 yang mencapai 88,28 juta dolar AS.
Jika dijumlah selama Januari-Maret 2021 atau Kuartal I (Q1) 2021, maka Indonesia telah mengimpor vaksin dengan total 443,366 juta dolar AS. Kepala BPS Suhariyanto mengatakan impor vaksin ini dicatat BPS sebagai “Vaksin untuk manusia” dan nilainya mengalami kenaikan drastis dengan periode yang sama di tahun lalu ketika dunia belum sepenuhnya dilanda COVID-19.
“Selama Q1 total impor vaksin 443,4 juta dolar AS. Naik 1.514 persen (dari 2020). Itu vaksin keseluruhan ya. Kami tidak memilah mana yang khusus COVID-19,” ucap Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Kamis (15/4/2021).
Impor vaksin yang disebutkan Suhariyanto memang tidak secara eksplisit menyebutkan vaksin khusus COVID-19. Namun dapat diduga sebagian besar impor yang datang memang merupakan vaksin COVID-19.
Pasalnya dari total impor 443,4 juta dolar AS, sekitar 437,76 juta dolar AS-nya berasal dari golongan HS 30022090 dengan deskripsi “Vaksin untuk manusia, selain tetanus, toxoid, batuk rejan, campak, meningitis, atau polio.”
Sementara itu kode HS 30022010 untuk jenis vaksin Tetanus dan Toxoid tercatat nihil alias tidak ada impor sepanjang Januari-Maret 2021. Kode HS 30022020 yaitu vaksin batuk rejan, campak, meningitis, polio hanya datang pada Januari 2021 saja sebanyak 5,6 juta dolar AS dan selebihnya nihil sepanjang Februari-Maret 2021.
Dari asal negaranya, mayoritas vaksin yang datang selama Januari-Maret 2021 berasal dari Cina. Nilai vaksin dari Cina mencangkup 94 persen total impor atau sekitar 417,78 juta dolar AS dari total impor 443,366 juta dolar AS.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Gilang Ramadhan