tirto.id - Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi, menyampaikan pemerintah telah merealisasikan impor beras 1,2 juta ton hingga April 2024. Tercatat, pemerintah masih akan melakukan impor lagi dengan kuota tahun ini sebanyak 3,6 juta ton.
Dia menjelaskan, realisasi impor yang dilakukan Indonesia pada 2024 masih jauh dari kebutuhan akan beras dalam skala nasional. Bayu mencatat kebutuhan perberasan untuk mencukupi skala nasional sekitar 31-32 juta ton sehingga impor saat ini masih tergolong kecil.
"Kebutuhan kita sekitar 31-32 juta ton. Impor sampai Mei yang sudah direalisasikan sekitar 1,2 juta ton," ujar Bayu saat dihubungi, Rabu (15/5/2024).
Dari data tersebut, impor beras ke Tanah Air banyak didatangkan dari Thailand, Vietnam hingga Kamboja.
Sebelumnya, Bayu sempat melaporkan stok cadangan beras pangan pemerintah (CPP) saat ini mencetak rekor tertinggi sejak 2020 sebanyak 1,63 juta ton. Stok tersebut berasal dari serapan ke petani dan pengadaan impor.
"Saat ini stok Bulog salah satu yang tertinggi dalam empat tahun, mencapai 1,63 juta ton dan ini sangat mencukupi untuk mendukung program bantuan pangan dan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP)," kata Bayu saat melakukan kunjungan penyaluran bantuan pangan di Mampang, Jakarta, Jumat (3/5/2024).
Bayu menuturkan, hingga 2 Mei 2024, Perum Bulog sudah melakukan pengadaan beras dalam negeri sebanyak 560 ribu ton setara gabah atau kurang lebih 273 ribu ton setara beras.
Tidak hanya itu, dia juga mencatat realisasi impor beras yang masuk ke gudang Bulog berkisar 1,2 sampai 1,3 juta ton pada kuartal I-2024. Sementara itu, total kuota impor beras mencapai 3,6 juta ton.
"Stok (beras) masuk impor saat ini mungkin sudah 1,2 sampai 1,3 juta ton dari kuota 3,6 (juta ton)," kata Bayu.
Bayu menjelaskan, pemerintah akan hati-hati dalam pengadaan impor beras agar tidak merugikan petani. Salah satu antisipasi pengadaan impor adalah dengan menyesuaikan waktu kedatangan beras impor untuk tepat waktu.
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Bayu Septianto