Menuju konten utama

Impor 30 Ribu Ton Jagung, Bulog: Yang Minta Peternak

Bulog telah berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian terkait data kebutuhan jagung dalam negeri yang dibutuhkan oleh peternak.

Impor 30 Ribu Ton Jagung, Bulog: Yang Minta Peternak
Ilustrasi impor jagung. ANTARA FOTO/Aji Styawan

tirto.id - Impor jagung sebanyak 30 ribu ton sudah resmi diteken pemerintah. Direktur Utama Bulog Budi Waseso mengatakan, tambahan impor itu memang diperlukan untuk menstabilkan harga.

Namun, ia menampik permintaan impor itu berasal dari lembaganya, impor tersebut dilakukan karena dibutuhkan peternak.

"30 ribu ton jagung bukan Bulog yang minta, tapi peternak," ucap pria yang kerap disapa Buwas ini kepada wartawan di Gudang Bulog Divre Jakarta Banten, Jakarta, Kamis (10/1/2019).

Buwas memastikan bila impor yang dilakukan juga terlebih dahulu melalui pendataan secara cermat bagi permintaan peternak di daerah.

Disamping itu, katanya, Bulog juga telah berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian terkait data kebutuhan jagung dalam negeri.

Buwas pun menyatakan tidak menutup kemungkinan bila impor akan dilakukan kembali. Menurutnya, selama dibutuhkan oleh peternak, ia dapat mengajukan penugasan impor kepada pemerintah. Karena itu, ia mengklaim impor semata-mata dilakukan sesuai kebutuhan.

"Kami menyetok (jagung) sesuai kebutuhan saja. Kalau peternak butuh ya kami suplai," ucap Buwas.

Buwas memastikan stok jagung yang diimpor November 2018 lalu sudah akan habis. Ia mengatakan, setiap jagung yang masuk ke Indonesia pasti akan segera didistribusikan kepada peternak.

"Saya bukan berkeras tidak perlu impor. Tapi kasian ke petani saja, tidak ada masalah sama Pak Enggar, Menteri Perdagangan," tukasnya.

Sebelumnya, selama tahun 2018 Buwas sempat memiliki sikap menolak impor pangan. Namun kini Buwas mengatakan bahwa ia tidak sepenuhnya menolak. Hanya saja ia menganggap petani perlu diperhatikan.

Baca juga artikel terkait IMPOR JAGUNG atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Dhita Koesno