Menuju konten utama

Ikuti Diksar Mapala, Tiga Mahasiswa UII Meninggal

Kegiatan Pendidikan Dasar Unit Kegiatan Mahasiswa "The Great Camping" MAPALA Universitas Islam Indonesia (UII) pada 13-20 Januari lalu di Gunung Lawu, Jawa tengah telah menewaskan tiga orang korban hingga saat ini.

Ikuti Diksar Mapala, Tiga Mahasiswa UII Meninggal
Kerabat korban meningggal “The Great Camping” pendidikan dasar (diksar) Unit Kegiatan Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Universitas Islam Indonesia (UII) Ilham Nurfadmi Listia Adi asal Lombok di rumah duka Rumah Sakit Bethesda, DI Yogyakarta, Selasa (24/1). Tiga mahasiswa UII yaitu Ilham Nurfadmi Listia Adi (20), Muhammad Fadhli (19), dan Syaits Asyam (19) meninggal dunia setelah mengikuti diksar Mapala UII di Gunung Lawu, Karanganyar, Jawa Tengah pada 13-20 Januari 2017. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/pd/17.

tirto.id - Kegiatan Pendidikan Dasar Unit Kegiatan Mahasiswa "The Great Camping" MAPALA Universitas Islam Indonesia (UII) pada 13-20 Januari lalu di Gunung Lawu, Jawa tengah telah menewaskan tiga orang korban hingga saat ini.

Menurut pihak UII, ketiga mahasiswa itu antara lain Muhammad Fadhli, Syaits Asyam, dan Ilham Nurpadmy Listiyadi.

Berdasarkan rilis yang diterima Tirto, Selasa (24/1/2017), pihak UII menyebut telah membentuk tim investigasi di internal UII yang terdiri dari unsur pimpinan UII, bidang kemahasiswaan, bidang medis forensik, dan bidang hukum, dan sedang menelusuri serta mencari fakta dan informasi yang lengkap terkait korban meninggal.

“Benar bahwa pada saat pelaksanaan TGC, mahasiswa UII yang mengikuti kegiatan tersebut ada yang meninggal dunia,” kata rektor Universitas Islam Indonesia Harsoyo, dalam keterangan rilisnya, Yogyakarta, Selasa (24/1/2017).

Sementara itu, 34 peserta yang telah mengikuti kegiatan TGC melakukan pemeriksaan kesehatan di Rumah Sakit JIH pada hari Sabtu, 21 Januari 2017, atas inisiatif pihak UII sebagai komitmen untuk memastikan kesehatan seluruh peserta.

“UII berkomitmen pula untuk bekerjasama dengan semua pihak untuk mengungkap semua fakta terkait korban meninggal dan akan menindak tegas oknum-oknum yang terlibat, apabila terbukti terjadi penyimpangan prosedur saat pelaksanaan TGC,” terang rektor.

Dijelaskan bahwa berdasarkan hasil temuan awal dari tim investigasi internal UII yang telah bekerja sejak 21 Januari 2017, terdapat indikasi kekerasan yang dilakukan oleh oknum tertentu selama pelaksanaan kegiatan TGC.

“Tim investigasi terus melakukan pencarian fakta dan informasi yang menguatkan indikasi ini, dan apabila terbukti, maka pihak yang melakukan kekerasan akan ditindak tegas sesuai dengan aturan kedisiplinan mahasiswa yang berlaku di UII,” sebut rektor.

Dari rilis pihak UII dijelaskan TGC merupakan kegiatan rutin Pendidikan Dasar Unit Kegiatan Mahasiswa MAPALA yang dilaksanakan setiap tahun. Tahun ini, kegiatan tersebut dilaksanakan bersama 37 peserta, terdiri dari 34 laki-laki, dan 3 perempuan. Kgiatan tersebut dilaksanakan di Gunung Lawu, Lereng Selatan, Tawangmangu.

Sementara itu, pihak rumah sakit Bethesda merilis kronologis pasien yang sempat opname tanggal 23-24 Januari 2017 di RS Bethesda. Pasien atas nama Ilham Nur Padmy Listiyadi masuk ke IGD pada 23 Januari 2017, pukul 09.39 WIB.

“Kemudian oleh petugas IGD dicek ternyata ada luka-luka kecil di tangan, kaki, dan kuku jempol kaki kanan hampir copot. Pasien kemudian diinfus dan masuk ke Ruang VI pada Pukul 13.30 WIB,” kata Nur Sukmawati, Kabag Humas dan Marketing Bethesda, dalam siaran persnya, Selasa (24/1/2017).

Pasien mengalami berak darah pada pukul 15.00 WIB, dikarenakan trauma abdomen. Korban sempat ditransfusi satu botol. Kemudian pada pukul 19.30 WIB. Pasien dikirim ke ICU pada Pukul 19.30 dan didiagnosa mengalami hematosiasi anemia dan vulnus Laceratum, tensi 80/40, denyut nadi 123.

Pasien pun dinyatakan meninggal pada Pukul 23.30 WIB.

Sampai saat ini, pihak rumah sakit Bethesda masih melakukan proses autopsi terhadap korban dan belum merilis hasil autopsi tersebut.

Baca juga artikel terkait KORBAN MAPALA atau tulisan lainnya dari Mutaya Saroh

tirto.id - Humaniora
Reporter: Mutaya Saroh
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh