tirto.id - Perdagangan saham dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melemah dipicu aksi profit taking atau aksi ambil untung investor. Pada pembukaan perdagangan hari ini Jumat (5/6/2020), IHSG bergerak turun sebesar 2,49 poin atau 0,05 persen menjadi 4.914,22 poin.
Sementara indeks LQ45 atau kelompok 45 saham unggulan turun 1,43 poin atau 0,19 persen menjadi 763,18 poin.
Tim Riset Phintraco Sekuritas dalam laporannya yang dikutip Antara menulis IHSG berpotensi terus melemah akibat tidak adanya arahan yang solid dari bursa-bursa global. Lebih lanjut, dituliskan dalam laporannya bahwa tren penguatan nilai tukar rupiah mampu meredam potensi menurunnya laju IHSG.
Menguatnya nilai kurs rupiah terhadap dolar AS tersebut juga diprediksikan akan meningkatkan cadangan devisa Indonesia pada periode Mei ini.
Oleh karena berbagai pertimbangan sentimen tersebut, disarankan kepada para investor untuk tidak terlalu agresif melakukan akumulasi pembelian saham.
Adanya potensi pelemahan lanjutan juga dapat dimanfaatkan oleh para investor untuk melakukan aksi pembelian. Akan tetapi, para investor juga perlu mewaspadai saham-saham yang bergerak menguat signifikan pada perdagangan kemarin.
Pada penutupan perdagangan Kamis (4/6/2020) sore, IHSG ditutup melemah 24,3 poin atau 0,49 persen menuju posisi 4.916,7 poin. Indeks LQ45 juga bergerak menurun sebesar 6,06 poin atau 0,79 persen menjadi ditutup pada 764,61 poin.
Penurunan ini dipicu oleh perpanjangan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB oleh pemerintah di Jakarta. hal tersebut bertolak belakang dengan ekspektasi pasar yang memproyeksikan PSBB tidak diperpanjang dengan penerapan protokol normal baru atau new normal, dikutip Antara dari laporan analis Indopremier Sekuritas Mino.
Sementara itu, Mino juga menjelaskan bahwa sentimen dari eksternal relatif positif dengan penguatan mayoritas bursa saham Asia sehingga masih memicu aksi beli oleh investor asing.
Secara sektoral, perdagangan saham meningkat pada sektor properti dengan kenaikan 1,25 persen, sektor pertanian 0,6 persen, dan sektor infrastruktur naik 0,31 persen. Sedangkan tujuh sektor lain terkoreksi dengan sektor aneka industri turun paling dalam yaitu minus 1,5 persen.
Penutupan diiringi aksi beli saham oleh para investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah aksi bersih asing atau net foreign buy sebesar Rp938,79 miliar.
Saham di Luar Negeri
Wall Street ditutup dengan bervariasi pada perdagangan Kamis (4/6/2020) waktu setempat. Indeks S&P 500 dan Nasdaq melaju di teritori negatif akibat para investor yang mengambil keuntungan sebelum laporan pekerjaan di hari Jumat.
Indeks S&P 500 ditutup pada 3.112,35 poin setelah turun 10,52 poin atau 0,34 persen, dan indeks Komposit Nasdaq ditutup turun 67,10 poin atau 0,69 persen menjadi berakhir pada 9.615,81 poin. Sebaliknya, indeks Dow Jones Industrial Average naik 11,93 poin atau 0,05 persen menjadi 26.281,82 poin.
Saham-saham di Bursa Efek Frankfurt, Jerman, juga ditutup lebih rendah pada perdagangan Kamis (4/6/2020) waktu setempat. Indeks DAX 30 melemah 0,45 persen atau 56,80 poin menjadi 12.430,56 poin.
Di sisi lain, saham pada bursa regional Asia bervariasi dengan indeks Nikkei melemah 56,49 poin atau 0,25 persen pada 22.639,25 poin. Sebaliknya, indeks Hang Seng di Hong Kong naik 8,42 poin atau 0,03 persen menjadi 24.374,72, dan indeks Straits Times naik 7,89 poin atau 0,29 persen menjadi dibuka pada 2.715,09 poin.
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Yantina Debora