tirto.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menguat terbatas pada sesi pembukaan perdagangan pagi ini, Senin (27/2/2023). Posisi diperkirakan berada pada rentang 6.789 sampai dengan 6.954.
"Hari ini IHSG berpotensi menguat terbatas," ujar CEO PT Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Surya dalam risetnya.
Dia mengatakan pola pergerakan IHSG hingga saat ini masih terlihat berusaha keluar dari level konsolidasi wajarnya. Sedangkan masih berlangsungnya rilis data kinerja emiten secara setahun penuh pada 2022 masih dapat menjadi penopang pergerakan IHSG hingga beberapa waktu mendatang.
"Namun hal ini belum terlihat ditopang oleh capital inflow deras ke dalam pasar modal kita sehingga peluang adanya tekanan jangka pendek juga masih terlihat," pungkas dia.
Berikut ini beberapa rekomendasi dari Yugen Bertumbuh Sekuritas, untuk saham-saham berpotensi dicermati pada perdagangan hari ini, diantaranya adalah:
- TLKM
- AKRA
- ASII
- ITMG
- HMSP
- BMRI
- AALI
- TBIG
Sementara itu, Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih mengatakan, secara garis besar kinerja dengan performa cemerlang di 2022 adalah emiten perbankan. Kinerja tersebut sejalan dengan jumlah pertumbuhan penyaluran kredit secara konsolidasi mengalami akselerasi.
Seperti BMRI, BBRI, BBCA dan BBNI masing-masing catatkan pertumbuhan kredit sebesar 14 persen YoY, 8,9 persen YoY, 11,7 persen YoY dan 10,9 persen YoY. Capaian ini juga tercermin dari penyaluran kredit secara nasional di 2022 tumbuh 11,35 persen YoY.
Kinerja perbankan yang solid turut ditopang oleh mobilitas dan konsumsi masyarakat yang kembali normal pasca COVID-19, walaupun Bank Indonesia menaikkan suku bunga sejak Agustus 2022 hingga di level 5,5 persen pada akhir 2022. Rilis kinerja keuangan perbankan tersebut turut membawa saham perbankan rebound di akhir bulan Januari 2023.
Berikut trading plan yang perlu diperhatikan menggunakan analisis teknikal, rekomendasi emiten yang telah merilis laporan keuangan tahun 2022:
(Buy) BBCA di area Rp8.650 dengan target harga pada resistance di level Rp8.950 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp8.550.
(Buy) BRIS di area Rp1.630 dengan target harga pada resistance di level Rp1.750 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp1.550.
Selain sektor perbankan, sektor energi juga diproyeksikan memiliki kinerja keuangan yang baik di 2022. Misalnya, emiten di sektor batu bara yang tercermin dari harga komoditas global melonjak cukup signifikan.
Harga batu bara ICE Newcastle terpantau sempat mencapai 450 dolar AS per metrik ton pada September 2022. Adapun harga batu bara acuan menurut Kementerian ESDM RI mencapai rekor tertinggi di tahun 2022 sebesar 330 dolar AS per metrik ton.
Emiten migas juga berpotensi memiliki kinerja cemerlang di tahun 2022 sejalan dengan harga minyak mentah global WTI mencapai level 120 dolar AS per barel pada Maret 2022.
Berbeda dengan emiten perbankan, rilis kinerja keuangan emiten batu bara berpotensi tidak signifikan mempengaruhi pergerakan harga sahamnya. Sebab harga batu bara yang berangsur turun sejalan dengan harga gas yang melandai mempengaruhi Average Selling Price (ASP) emiten batu bara, sehingga kinerja keuangannya di tahun 2023 berpotensi melambat. Hal ini perlu dicermati karena dividen yang dibayarkan berpotensi menurun untuk mempertahankan cash flow kedepan.
"Pada sektor energi, kami melihat permintaan di sektor migas masih menarik untuk dicermati," katanya.
Reopening China, lanjut Ratih masih berpotensi meningkatkan permintaan minyak mentah secara global, selain itu pembatasan produksi minyak mentah Rusia yang rencananya berlaku pada Maret 2023 dapat meningkatkan harga komoditas tersebut. Adapun kebijakan OPEC dan OPEC+ terkait supply minyak mentah gobal menjadikan harga komoditas ini masih stabil dan lebih mudah di kontrol.
Berikut trading plan yang perlu diperhatikan menggunakan analisis teknikal, rekomendasi emiten yang belum merilis laporan keuangan tahun 2022:
(Buy) ACES di area Rp515 dengan target harga pada resistance di level Rp570 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp490.
(Buy) MEDC di area Rp1.100 dengan target harga pada resistance di level Rp1.200 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp1.040.
Disclaimer: Artikel ini merupakan rekomendasi dan analisis saham dari analis sekuritas yang bersangkutan, bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham tertentu. Tirto tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Apabila akan membeli/menjual saham, pelajari lebih teliti dan tiap keputusan ada di tangan investor.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin