tirto.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada sesi perdagangan Senin (26/9/2022). IHSG berada di level 7.127 (- 0,71 persen). Level tertinggi hari ini tercatat pada posisi 7.178. Sementara itu, level terendah indeks tercatat di 7.039.
Mengutip RTI Business, secara keseluruhan tercatat 134 saham menguat, 442 saham melemah, dan 128 saham bergerak ditempat. Kapitalisasi pasar terpantau pada posisi Rp9.385 triliun dengan nilai transaksi tembus Rp14,82 triliun.
Berdasarkan pantauan, pelemahan indeks dipengaruhi atas penurunan seluruh sektor saham, kecuali saham sektor keuangan yang naik 0,21 persen.
Sedangkan penurunan terdalam melanda saham sektor energi turun 3,98 persen, sektor industri 2,73 persen, sektor teknologi 2,25 persen, sektor transportasi 1,31 persen, dan sektor material dasar turun 1,34 persen.
Top gainers hari ini adalah:
- PT Pelangi Indah Canindo Tbk (PICO) naik Rp90 atau 24,59 persen ke Rp456
- PT Sari Kreasi Boga Tbk (RAFI) naik Rp48 atau 22,74 persen ke Rp262
- PT Krida Jaringan Nusantara Tbk (KJEN) naik Rp40 atau 21,74 persen ke Rp224
IHSG sebelumnya dibuka terkoreksi pada perdagangan Senin (26/9/2022) pagi. Pada pukul 09.00 indeks berada di zona merah pada angka 7.122 (-0,78). Sementara posisi tertinggi mencapai 7.187 dan posisi terendah ada di level 7.120.
Mengutip RTI Business, nilai transaksi IHSG pagi ini sudah Rp247 miliar Selain itu, setidaknya ada 110 saham yang bergerak menguat dan 124 saham melemah. Sementara 203 sisanya stagnan.
Analis Artha Sekuritas, Dennies Christopher mengatakan, IHSG membentuk formasi bearish harami serta tertahan di resistance MA 5 dan MA 20 mengindikasikan potensi pelemahan.
"Pergerakan akan terbatas di awal pekan melihat stochastic mulai mendekati area oversold," kata dia dalam risetnya.
IHSG pada awal pekan terkoreksi dipicu kekhawatiran terhadap ancaman resesi global.
"Untuk hari ini sentimen IHSG diperkirakan masih negatif. Pasar diperkirakan masih akan tertekan oleh kekhawatiran terkait resesi global," tulis Tim Riset Surya Fajar Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, dikutip Antara.
Harga minyak global dan beberapa harga komoditas lain mengalami penurunan yang cukup masif. Meskipun demikian, saham-saham komoditas dinilai masih memiliki kelebihan karena memiliki potensi dividen interim yang cukup besar pada kuartal IV 2022.
Apalagi, tren pelemahan rupiah yang terus berlanjut memberikan dampak positif bagi eksportir termasuk juga perusahaan komoditas yang berbasis ekspor.
Sementara itu, bursa saham AS kembali melanjutkan pelemahan pada perdagangan akhir pekan lalu. Pasar masih diliputi oleh kekhawatiran terkait resesi global pasca tren kenaikan suku bunga oleh The Fed yang masih konsisten agresif.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS terus meningkat ke posisi tertinggi dalam lebih dari 10 tahun terakhir. Penguatan mata uang dolar terhadap mata uang lain juga menunjukkan bahwa kondisi pasar global saat ini sangat tidak baik.
Sedangkan bursa saham Eropa bergerak turun pada perdagangan Jumat (23/9) lalu. Pelaku pasar merespon negatif keputusan pemerintah Inggris yang memangkas beberapa pajak demi memacu investasi.
Dari Asia, bursa saham juga mengalami penurunan. Pasar masih tertekan oleh dampak kenaikan suku bunga agresif oleh bank sentral AS.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Anggun P Situmorang