Menuju konten utama

IHSG Diprediksi Melemah Dipicu Sentimen Domestik dan Global

Pergerakan IHSG dipengaruhi oleh sentimen dari dalam negeri yaitu para investor yang menanti perilisan data neraca perdagangan Indonesia.

IHSG Diprediksi Melemah Dipicu Sentimen Domestik dan Global
Ilustrasi layar ponsel menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat dibukanya perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.

tirto.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan cenderung melemah pada perdagangan hari ini, Selasa (14/7/2020). Hal ini disebabkan oleh berbagai sentimen global dan domestik sehingga IHSG akan bergerak sideways cenderung terkoreksi sebagaimana dilaporkan Tim Riset Phintraco Sekuritas.

Dalam pembukaan perdagangan Selasa (14/7/2020), IHSG memang bergerak naik 3,84 poin atau 0,08 persen ke posisi 5.068,28 poin. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 juga bergerak naik 0,63 poin atau 0,08 persen menjadi 792,48 poin.

Para investor sedang menantikan rilis data neraca perdagangan Indonesia menjadi sentimen utama dari dalam negeri. Merebaknya wabah COVID-19 di seluruh dunia berpotensi menyebabkan penurunan aktivitas perdagangan di Indonesia. Meski diprediksi menurun, neraca dagang Indonesia diperkirakan akan meraih keuntungan pada periode kuartal II 2020.

Di samping itu, para pelaku pasar juga menantikan hasil Rapat Dewan Gubernur (RGD) Bank Indonesia (BI) pada Kamis (16/7/2020) mendatang. Bank sentral diperkirakan masih akan mempertahankan suku bunga acuan di level 4,25 persen.

Dengan adanya sentiment tersebut, para investor disarankan untuk tidak terlalu agresif dalam melakukan akumulasi beli. Selain itu, investor juga perlu mewaspadai pelemahan saham-saham perbankan hari ini. Meredanya auforia pasar terhadap Peraturan Menteri Keuangan (PMK) terkait stimulus untuk sektor perbankan, berpotensi memicu pelemahan tersebut.

Perdagangan Wall Street semalam ditutup bervariasi dengan indeks S&P500 dan Nasdaq anjlok mengikuti penurunan tajam perusahaan teknologi Amazon, Microsoft, dan lain-lain.

Indeks Dow Jones naik 10,50 poin atau 0,04 persen menjadi 26.085,80 poin, indeks S&P 500 turun 29,82 poin atau 0,94 persen menjadi berakhir pada 3.155,22, dan indeks komposit Nasdaq merosot 226,60 poin atau 2,13 persen menjadi 10.390,84 poin.

Kepala Strategi Pasar Jones Trading Michael O’Rourke mengatakan, kenaikan kasus COVID-19 di AS, PHK, dan data ekonomi menjadi sentimen pada perdagangan saham-saham Wall Street tersebut. Beberapa negara bagian memutuskan untuk mengurangi pembukaan kembali, menutup bar, dan melarang restoran dalam ruang pada zona merah COVID-19 termasuk California.

Sementara itu, bursa saham regional Asia pagi ini bervariasi, ditandai dengan indeks Nikkei menguat 351,5 poin atau 1,58 persen ke 22.642,31 poin, dan indeks Hang Seng naik 52,79 poin atau 0,21 persen ke 25.780,2 poin. Sebaliknya, indeks Straits times melemah 3,38 poin atau 0,13 persen ke 2.649,27.

Penutupan IHSG 13 Juli 2020

Perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di posisi 5.064,45 setelah naik 33,19 poin atau 0,66 persen pada akhir perdagangan Senin sore (13/7/2020). Sementara itu, indeks LQ45 bergerak naik 7,29 poin atau 0,93 persen menjadi 791,85. Penguatan tersebut terjadi seiring dengan naiknya bursa saham regional Asia.

“Market mengapresiasi perkembangan penelitian vaksin remdisivir Gilead dalam pengobatan COVID-19,” kata Analis Binaartha Sekuritas M Nafan Aji Gusta.

Peutupan IHSG diiringi dengan aksi jual saham oleh investor asing dengan jumlah jual bersih asing atau “net foreign sell” sebesar Rp44,1 miliar. Terdapat delapan sektor meningkat dipimpin oleh sektor pertambangan dengan keuntungan 3,21 persen, diikuti sektor pertanian dan sektor aneka industri yang mencatat keuntungan masing-masing 2,36 persen dan 1,15 persen.

Sementara itu, sektor properti dan sektor infrastruktur terkoreksi masing-masing sebesar 0,29 persen dan 0,14 persen.

Baca juga artikel terkait IHSG HARI INI atau tulisan lainnya dari Dinda Silviana Dewi

tirto.id - Ekonomi
Kontributor: Dinda Silviana Dewi
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Yantina Debora