Menuju konten utama

ICW Heran Penyelesaian Kasus Novel Tak Secepat Perkara Baiq Nuril

ICW mengapresiasi langkah cepat Jokowi dalam menangani kasus Baiq Nuril, tetapi heran mengapa Jokowi lamban dalam menyelesaikan kasus Novel Baswedan. 

ICW Heran Penyelesaian Kasus Novel Tak Secepat Perkara Baiq Nuril
Kadiv Humas Polri Irjen Pol M. Iqbal (ketiga kanan) bersama Ketua Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Kasus Novel Baswedan, Nurcholis (keempat kiri) dan anggota TGPF memberikan keterangan pers tentang perkembangan kasus Novel Baswedan di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (9/7/2019). ANTARA FOTO/Reno Esnir/wsj.

tirto.id - Indonesia Corruption Watch (ICW) mengapresiasi langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memberikan respons cepat dalam menangani perkara Baiq Nuril. Namun, dirinya heran mengapa kasus penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan tak kunjung selesai.

"Kami apresiasi respons cepat Presiden dalam kasus Baiq Nuril, bagus sekali. Tapi kemudian kepada orang yang bekerja untuk negara [KPK] tak secepat itu [penyelesaiannya]," ujar Koordinator Divisi Korupsi Politik ICW, Donal Fariz saat di Kantor ICW, Kalibata Jakarta Selatan, Rabu (17/7/2019).

Padahal, kata dia, selama ini Novel selalu membantu dalam menangani berbagai kasus korupsi dan menangkap para koruptor untuk mengembalikan uang negara yang dikorupsi.

"Maka yang diuntungkan adalah negara. Harusnya Novel itu dipandang menjalankan fungsi negara dalam pemberantasan korupsi," ucapnya.

Donal pun mengatakan, jika Novel dan penyidik KPK lainnya terancam, maka negara harus sensitif untuk melakukan penegakan hukum dan membokar siapa pelakunya.

"Ketika negara tak hadir, Presiden akan dipertanyakan. Novel butuh komitmen tingkat tinggi untuk menanganinya, mulai dari Kapolri, sampai dengan Presiden agar kasus penganiayaan ini bisa dituntaskan," tuturnya.

Dirinya menilai, lamanya Presiden Jokowi mengungkap kasus Novel dikarenakan ada gangguan politik. Sebab, pengungkapan kasus tersebut sudah diselimuti kepentingan politik di sekeliling Jokowi. Sehingga Jokowi tidak leluasa untuk mengungkap kasus ini.

"Bahkan untuk mengunjungi seorang Novel Baswedan pun Presiden seolah berpikir dua kali. Ada kekuatan politik yang menghalangi Novel Baswedan tangkap kasus ini," pungkasnya.

Kemudian, menurutnya, enam kasus high profile yang ditangani oleh Novel kemungkinan menjadi penyebab penyerangan yang dialami oleh penyidik KPK itu.

"Ya, menurut saya kalau memang konklusinya dikaitkan dengan dugaan penanganan kasus menurut saya itu sangat logis. Karena memang berangkatnya orang yang tidak suka kepada Novel adalah orang yang kasusnya diganggu akan terungkap, kira-kira seperti itu," terangnya.

"Maka penyerangan terhadap Novel adalah respons balik atas kasus yang ditangani kasus Novel Baswedan," tambahnya.

Baca juga artikel terkait KASUS NOVEL BASWEDAN atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Hukum
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Alexander Haryanto