tirto.id - Akun Facebook "Gatre Bali Jani" bulan Juli lalu mengunggah video dan mengeklaimnya sebagai dokumentasi peristiwa puting beliung di Bali pada 14 Juli 2023.
Dalam video berdurasi 2 menit 5 detik tersebut, puting beliung tampak meruntuhkan beberapa bangunan, menerbangkan atap rumah, dan menumbangkan pohon.
Sepanjang video, narator menyampaikan sederet kerusakan akibat pusaran angin kencang yang menyapu beberapa kawasan Bali. Narator mencatut pernyataan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan menyatakan kalau kecepatan puting beliung itu berkisar 45 kilometer per jam.
"BMKG Denpasar mengatakan puting beliung dipicu bertemunya udara panas yang terjadi di Denpasar dengan suhu 32,4 derajat Celcius, dengan pergerakan massa dingin dari barat laut," ucap narator.
Sejak diunggah pada Minggu (16/7/2023) sampai Kamis (3/8/2023), video ini telah diputar 2.500 kali, memperoleh 31 reaksi emoji, serta 12 komentar.
Selain di Facebook, video dengan klaim serupa juga beredar di salah satu kanal YouTube. Lantas, benarkah puting beliung melanda Bali pada pertengahan Juli lalu?
Penelusuran Fakta
Tim Riset Tirto memastikan kebenaran informasi yang beredar dengan mengecek sumber resmi di laman pemerintahan. Kami memasukkan kata kunci "puting beliung di Bali site:go.id" ke mesin pencarian Google.
Rupanya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali telah menyatakan video tersebut sebagai informasi hoaks.
Pihak BPBD Provinsi Bali menegaskan, tidak ada perubahan cuaca dan angin yang signifikan pada 14 Juli 2023. Pergerakan angin saat itu pun berasal dari timur, bukan dari barat seperti yang disebut dalam video.
Berdasarkan pantauan satelit dan radar cuaca setempat pada 14 Juli 2023, tidak tampak awan Cumulonimbus (CB) atau awan vertikal menjulang yang sangat tinggi dan padat.
"Hasil koordinasi dengan BPBD Kota Denpasar bahwa kejadian pada video tersebut juga tidak benar dan nihil laporan masyarakat terkait kejadian tersebut," tulis BPBD Provinsi Bali, Senin (17/7/2023).
Satgas Cyber Incident Response Team (CIRT) Pemerintah Kabupaten Buleleng, Bali telah menyatakan klaim dalam unggahan video itu merupakan informasi hoaks. Satgas CIRT menjelaskan, sebagian footage angin tornado yang tampak dalam video merupakan kejadian di wilayah Indiana, Amerika Serikat pada Juni 2023.
Video aslinya berasal dari kanal YouTube Kanal13 dan juga disiarkan oleh The New York Times.
Tirto kemudian melakukan penelusuran lebih lanjut terkait narasi dalam video, yakni potongan pernyataan BMKG Denpasar yang berbunyi "puting beliung dipicu bertemunya udara panas yang terjadi di Denpasar dengan suhu 32,4 derajat Celcius, dengan pergerakan massa dingin dari barat laut".
Dengan memanfaatkan mesin telusur Google, kami menemukan potongan narasi itu merupakan pernyataan Staf BMKG Denpasar Made Kris kepada Liputan 6 tentang puting beliung yang terjadi di Bali pada Desember 2013 silam.
Menukil laporan Liputan 6, puting beliung dengan kecepatan sekitar 30 kilometer per jam itu menerjang sejumlah titik, termasuk Kawasan Kuta, pemogan, Sesetan, hingga Denpasar Selatan.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran fakta yang telah dilakukan, video yang diklaim sebagai peristiwa puting beliung di Bali pada 14 Juli 2023 itu bersifat salah dan menyesatkan (false and misleading).
BPBD Provinsi Bali menegaskan, tidak ada perubahan cuaca dan angin yang signifikan pada tanggal 14 Juli 2023.
Satgas Cyber Incident Response Team (CIRT) Pemerintah Kabupaten Buleleng, Bali pun telah menyatakan klaim dalam unggahan video tersebut merupakan informasi hoaks. Dijelaskan, footage angin tornado yang tampak dalam video merupakan kejadian di wilayah Indiana, Amerika Serikat pada Juni 2023.
==
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Periksa Data, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.
Editor: Shanies Tri Pinasthi