tirto.id - Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 telah diselenggarakan secara serentak pada Rabu (14/2/2024). Meski begitu, berbagai isu seputar penyelenggaraan pesta demokrasi tersebut masih marak tersebar di media sosial. Termasuk di antaranya narasi dan klaim terkait penyelenggara pemilu, khususnya Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).
Baru-baru ini, misalnya, beredar di media sosial informasi yang menyebutkan salah satu Ketua KPPS di Madura, Jawa Timur dibacok oleh warga karena tidak membagikan undangan memilih. Akun Facebook “Anizar Jasmine”,“Indra S Ketaren”,“Dae Atu” dan akun X “@afishare 23” membagikan narasi tersebut lewat unggahan teks pada Rabu (14/2/2024).
Berikut keterangan narasi yang diunggah oleh salah satu akun tersebut:
“Ini aku ss aja Krn ngeri takut di banned. Ketua KPPS Madura di b4c0k warga. tidak membagi undangan pencoblosan ke warga tapi surat suara sudah tercoblos salah satu Paslon, paham ya dari kubu mana. kalo dibilang ada bayarannya...misal ya. Ya kali harus tukar nyawa.”
Sementara, akun “Naomi Nurul Hajar” membagikan narasi yang sama disertai video berdurasi 30 detik yang memperlihatkan seorang pria yang nampak sedang jatuh dan berlumuran darah. Sepanjang Rabu (14/2/2024) hingga Rabu (21/2/2024) atau selama tujuh hari tersebar di Facebook, unggahan telah memperoleh lima tanda suka, tiga komentar dan telah tiga kali dibagikan.
Lantas, benarkah informasi dalam unggahan yang mengeklaim bahwa ada Ketua KPPS di Madura yang dibacok warga?
Penelusuran Fakta
Tirto melakukan penelusuran dengan memasukan kata kunci “Ketua KPPS di Madura Dibacok Warga” ke mesin pencarian Google.
Hasil penelusuran mengarahkan kami ke artikel berjudul “Polda Jatim Pastikan Informasi Video KPPS Dianiaya Sekelompok Orang di Madura adalah Hoaks” yang diunggah di laman resmi Humas Polri pada Rabu (14/2/2024).
Artikel tersebut memuat pernyataan resmi dari Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabidhumas) Polda Jatim, Kombes Pol Dirmanto, yang menegaskan bahwa informasi terkait KPPS dibacok di Madura itu adalah hoaks. Lebih lanjut, ia meminta agar masyarakat tidak mudah terprovokasi isu yang belum jelas kebenarannya.
“Video terkait kasus KPPS yang dibacok itu adalah informasi hoaks, tolong jangan disebarkan,” tegas Kombes Dirmanto.
Penelusuran juga mengarahkan kami ke laman pemeriksa fakta milik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), yang juga menyatakan narasi dan video terkait Ketua KPPS di Madura dibacok warga karena tidak membagikan undangan memilih adalah hoaks.
Mengutip laporan Tirto, memang sempat terjadi ketegangan antara warga dan KPPS yang diduga terjadi di Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur yang terekam dalam video.
Dalam video berdurasi 38 detik itu, pengunggah konten mengatakan ada satu desa yang tidak mendapat undangan memilih. Warga pun marah-marah karena disebut surat suara telah tercoblos oleh salah satu kandidat, yakni pasangan nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Meski begitu, pihak penyelenggara pemilu setempat pun membantah narasi dalam video tersebut. Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sampang, Addy Imansyah, mengatakan hal tersebut sebagai hoaks dan polemik dalam video sebagai sebuah kesalahpahaman.
“Setelah ditelusuri dan didalami, kami jelaskan bahwa itu narasi hoaks dan hanya kesalahpahaman semata,” kata Addy dalam keterangannya, Rabu (14/2/2024).
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran fakta yang dilakukan, tidak ditemukan keterangan resmi yang membenarkan informasi terkait Ketua KPPS di Madura dibacok warga.
Sejumlah pihak terkait seperti Kepolisian, KPU dan Kominfo telah membantah kebenaran klaim tersebut. Jadi, informasi terkait Ketua KPPS di Madura dibacok warga bersifat salah dan menyesatkan (false and misleading).
==
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Periksa Data, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.
Editor: Farida Susanty