Menuju konten utama

Hitung Manual Pilpres Selesai: Kok Situng KPU Belum Juga Rampung?

Hasil hitung manual Pilpres 2019 yang dilakukan KPU secara bertahap sudah selesai pada 21 Mei 2019. Kok Situng KPU justru belum rampung hingga saat ini?

Hitung Manual Pilpres Selesai: Kok Situng KPU Belum Juga Rampung?
Warga mengakses Sistem Informasi Penghitungan Suara (SITUNG) Pemilu 2019 menggunakan gadget android di Tulungagung, Jawa Timur, Kamis (18/4/2019). KPU RI menggunakan aplikasi SITUNG Pemilu 2019 yang bisa diakses di laman www.pemilu2019.kpu.go.id, dengan tujuan mempercepat informasi hasil perhitungan riil sementara berdasar hasil pindai form C-1 resmi dari semua TPS di seluruh Indonesia maupun PPLN (Panitia Pemilihan Luar Negeri) dan bisa langsung diakses masyarakat, parpol, caleg maupun paslon presiden/wakil presiden yang berkontestasi di Pemilu 2019. ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko.

tirto.id - Sistem Informasi Perhitungan (Situng) Komisi Pemilihan Umum (KPU) sampai saat ini, belum juga rampung 100 persen. Padahal, hasil perhitungan manual Pemilu 2019 saja sudah selesai sejak 21 Mei lalu. Semestinya, situng juga dapat diselesaikan tak jauh dari hasil manual yang dilakukan KPU secara bertahap.

Namun, kenyataannya, 20 hari setelah perhitungan manual, yakni pada Senin (10/6/2019), KPU RI belum juga menyelesaikan hasil perhitungan situng tersebut.

Berdasarkan hasil hitung manual, pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Jokow-Ma'ruf, memperoleh suara sebesar 85.617.892. Sedangkan suara paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno hanya 68.686.573.

Sementara berdasarkan pantauan Tirto pukul 11:00 WIB, situng KPU pada Senin, 10 Juni 2019, jumlah suara yang masuk baru 790.106 tempat pemungutan suara (TPS) atau masih sekitar 97 persen dari total keseluruhan TPS yang tersedia sebanyak 813.336.

Pada sistem perhitungan tersebut, capres-cawapres nomor urut 01, memperoleh suara sebesar 82.712.009 atatu 55, 39 persen dari total suara. Sedangkan paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno hanya 66.616.663 atau 44,61 persen dari jumlah suara.

Ketua KPU RI Arief Budiman mengatakan, bila sistem perhitungan manual pemilu sudah selesai, situng KPU pun seharusnya juga sudah rampung sejak 21 Mei lalu. Karena itu, kata dia, institusinya akan mengecek kembali ke KPU daerah terkait situng pemilu yang belum juga rampung.

“Makanya itu kami akan cek ke KPU Provinsi, Kabupaten/Kota setempat. Kenapa belum menyelesaikan [Situng Pemilu] 100 persen. Soal kelengkapan data di lapangan gitu,” kata dia saat ditemui Kantor KPU RI, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (10/6/2019).

Namun, Arief mengaku tidak hafal daerah mana saja yang belum merampungkan Situngnya. Ia menjelaskan, kemungkinan situng KPU belum rampung karena saat ini pemilu serentak.

Sebab, kata dia, bukan hanya data pilpres saja yang dikumpulkan, melainkan juga data pileg dari daerah seluruh Indonesia yang diinput ke dalam Situng KPU.

“Memang situng kami dari pemilu ke pemilu belum bisa mencapai 100 persen, kami selalu upayakan agar situng itu mencapai 100 persen. Beberapa catatan itu, kan, misalnya soal kelengkapan data di lapangan,” kata dia.

Arief menuturkan, sebenarnya KPU RI sendiri sudah menargetkan agar untuk setiap jenis pemilu dapat selesai dalam waktu lima hari.

“Misalnya menyelesaikan update upload data untuk pilpres itu 5 hari selesai, nanti untuk DPR RI 5 hari selesai, targetnya begitu sih,” kata dia.

KPU Tidak Profesional?

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno mengkritisi hasil Situng KPU yang belum juga rampung 100 persen sampai saat ini. Semestinya, kata Adi, hasil Situng KPU bisa lebih cepat dari perhitungan manual. Apalagi, data C1 dari tiap TPS sudah masuk sejak hari “H” atau saat pencoblosan pada 17 April lalu.

Hal itu, kata Adi, membuat publik menilai KPU tidak profesional dalam menyelenggarakan Pemilu 2019.

“Ini yang perlu dikritik, kan, mestinya KPU ini kinerjanya perlu memuaskan dan profesional agar menghindari tuduhan-tuduhan bahwa KPU ini tidak netral,” kata Adi saat dihubungi reporter Tirto, Senin (10/6/2019).

Apalagi, kata Adi, pemilu bukan hanya persoalan pemilihan presiden, wakil presiden, dan legislatif saja, tapi untuk menimbulkan kepercayaan kepada publik. “Maka dari itu untuk melayani masyarakat, KPU harus profesional,” kata dia.

Hal senada diungkapkan Direktur Riset Charta Politica Muslimin. Ia menilai, belum rampungnya hasil Situng secara 100 persen karena kelalaian dari KPU.

"Keterlambatan KPU belum menyelesaikan upload C1 bisa dikatakan kelalalian dari KPU. Tapi apa pun hasilnya, sudah diputuskan oleh KPU," ujar dia saat dihubungi reporter Tirto, Senin (10/6/2019).

Selain itu, kata Muslimin, rampungnya hasil Situng juga penting untuk akuntabilitas KPU. Sebab, kata dia, Situng sebagai bentuk pertanggungjawaban KPU kepada publik terkait hasil perhitungan pemilu dari setiap daerah yang dapat terlihat secara transparan.

"Saya kira itu perlu dilakukan, karena kalau Situng berhasil dirampungkan 100 persen oleh KPU, jadi minimnya kesalahan, saya kira patut apresiasi,” kata dia.

KPU Harus Segera Merampungkan Situng

Adi Prayitno menilai, hasil hitung Situng yang lebih lambat dari perhitungan manual KPU, akan menjadi pertanyaan publik. Apalagi, kata Adi, masyarakat mempercayai bahwa Situng sebagai alat deteksi yang lebih tepat dibanding perhitungan manual KPU.

"Tapi kenapa Situng belum keluar? Ini sebenarnya yang ditunggu oleh publik," kata Adi.

Karena itu, Adi menyarankan agar KPU segera merampungkan hasil perhitungan Situng dan segera mempublikasikannya kepada publik. Sehingga dugaan-dugaan yang ditudingkan selama ini, terkait kecurangan yang terstruktur, sistematis, dan masif itu tidak benar.

"Solusinya KPU harus memberikan penjelasan kenapa Situng belum rampung, problemnya dan kendalanya apa. Agar meminimalisir spekulasi publik yang berlebihan," ucap Adi.

Menurut Adi, tanpa harus diminta dan didorong lublik, seharusnya KPU sebagai penyelenggara pemilu perlu memberikan informasi secara detail terkait informasi Situng tersebut.

"Karena banyak yang tidak tahu terkait Situng ini dan apa saja kendala-kendalanya. Sehingga sampai saat ini belum rampung dan prosesnya jauh lebih lambat dari manual," kata dia.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Politik
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Abdul Aziz