Menuju konten utama

Himbara Mulai Terapkan Integrasi Mesin EDC dengan Merchant BUMN

Pengintegrasian EDC dengan Merchant BUMN diharapkan mampu memangkas investasi pada sistem pembayaran bank pelat merah.

Himbara Mulai Terapkan Integrasi Mesin EDC dengan Merchant BUMN
Karyawan toko mengesekan kartu debit di mesin Electronic Data Capture (EDC) di Jakarta, Selasa (5/9/2017). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

tirto.id - Tiga bank yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) telah memulai kerja sama untuk mengintegrasikan mesin Electronic Data Capture (EDC).

Adapun mesin EDC yang dimiliki Bank Mandiri, BNI, dan BRI nantinya bakal dapat digunakan secara terintegrasi untuk enam merchant pertama yang merupakan perusahaan pelat merah, yakni PT Kereta Api Indonesia (Persero), PT Pos Indonesia (Persero), PT Pegadaian (Persero), PT Kimia Farma Tbk, Telkom Indonesia, dan PT Pertamina Retail.

Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memang telah merencanakan adanya integrasi antara EDC dengan ATM per Januari 2018. Dengan pengintegrasian tersebut diharapkan mampu memangkas investasi pada sistem pembayaran bank pelat merah.

Bank Indonesia (BI) sendiri telah mengeluarkan izin bagi PT Jalin Pembayaran Nusantara untuk beroperasi sebagai perusahaan switching milik Himbara yang melayani transaksi domestik antar-bank-bank BUMN.

“Nantinya tiga EDC tadi menjadi satu EDC saja. Masing-masing memiliki interoperabilitas dengan yang lainnya,” ujar Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei, dan Jasa Konsultasi Kementerian ESDM Gatot Trihargo di kantornya pada Senin (20/11/2017) pagi.

Menurut Gatot, mesin EDC yang kerap ditemukan di kasir pusat perbelanjaan maupun tempat-tempat umum saat ini terlalu banyak. Oleh karena itu, dengan adanya kerja sama antar-ketiga bank tersebut, diharapkan bisa membuat konsumen merasa lebih praktis serta meningkatkan efisiensi dalam hal operasional.

“Investasinya pun hanya satu, tidak lagi tiga. Sehingga investasi akan jadi lebih murah karena tidak semua bank berinvestasi di hal yang sama. Untuk ATM kita bisa menghemat, masing-masingnya seperempat [pengeluaran],” ucap Gatot.

Lebih lanjut, Gatot menyebutkan kalau mesin EDC yang ada sekarang ini jumlahnya mencapai 400 ribu unit. Dari total keseluruhan tersebut, sekitar 200 ribu di antaranya milik Bank Mandiri, 120 ribu milik BRI, sementara BNI memiliki 100 ribu EDC.

“[Jumlah mesin EDC] nanti bisa kita tambah lagi. Akan kita sebar juga ke merchant-merchant yang belum ada EDC-nya,” kata Gatot lagi.

Masih dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Himbara Maryono mengungkapkan kalau kerja sama penyediaan perangkat mesin EDC tersebut dapat berdampak pada pertumbuhan nasabah.

“Semakin banyak nasabah, akan semakin banyak dana yang ditaruh di kita. Karena ke depannya yang diutamakan bukan produk dananya, tapi transaksinya,” ucap Maryono.

Selain itu, pria yang juga merupakan Direktur Utama BTN tersebut mengatakan kalau pengintegrasian mesin EDC yang terjalin ini baru sampai pada tahap awal.

Lewat dimulainya kerja sama dengan sebanyak enam perusahaan BUMN, Maryono mengindikasikan kalau model bisnis ini nantinya bakal menjangkau berbagai perusahaan pelat merah secara lebih luas dalam hal transaksi pembayaran, isi ulang, sampai dengan kredit.

Baca juga artikel terkait BUMN atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Yuliana Ratnasari