Menuju konten utama

Hikayat Celetukan "Ngeri-Ngeri Sedap"

Sutan Bhatoegana dikenal sukses mempopulerkan ungkapan "ngeri-ngeri sedap"

Hikayat Celetukan
Terpidana suap SKK Migas Sutan Bhatoegana. ANTARA FOTO

tirto.id - Politikus Partai Demokrat Sutan Bhatoegana meninggal dunia pada Sabtu, (19/11/2016) akibat penyakit kanker hati. Selama berkiprah di jagat politik Indonesia, Sutan Bhatoegana dikenal sebagai sosok yang kontroversial.

Ia dikenang sebagai tokoh politik yang ceplas-ceplos dan gemar melontarkan ungkapan-ungkapan unik. Salah satu celetukannya yang paling diingat adalah “ngeri-ngeri sedap”. Saking terkenalnya ungkapan ini, Sutan Bhatoegana pun akhirnya digelari sebagai “Si Ngeri-Ngeri Sedap”.

Dalam sebuah kesempatan pada 2012, Sutan mengaku bahwa celetukannya itu muncul secara spontan saat bercengkrama dengan kawan-kawannya.

“Itu datang dengan sendirinya, ketika saya berkumpul dengan kawan-kawan,” aku Sutan. “Nah, tiba-tiba saja ada istilah-istilah yang keluar dari mulut saya,” imbuhnya.

Seloroh “ngeri-ngeri sedap” selanjutnya menjelma menjadi ciri khas Sutan Bhatoegana. Ia mengaku, ungkapan itu bisa dipakainya dalam menyikapi berbagai hal. “Konteksnya berbeda-beda tergantung apa yang saya bicarakan,” kata Sutan.

Namun, ucapan itu paling sering dipakai Sutan untuk menyerang lawan politiknya. Salah satu momen dimana “kata sakti” itu dipakai Sutan adalah saat ia menyerang anggota DPR yang terlibat dalam video porno.

"Itu dari Fraksi apa dan berbuat mesum dengan siapa ya. Kok jadi ngeri-ngeri sedap barang tuh," ujarnya pada 2012 lalu.

Sutan juga menjadikan kata-kata saktinya itu sebagai judul buku yang ditulisnya. Pada 2013 lalu, Sutan Bhatoegana meluncurkan buku berjudul “Ngeri-Ngeri Sedap Menggoyang Senayan.”

“Awalnya saya tidak mau, tapi banyak penerbit, wartawan, datang ke saya. Mereka bilang kalau saya banyak pengalaman yang bisa dibagikan. Baik ke orang lain, atau ke anak cucu saya. Itu yang membuat saya mau menulis buku ini,” paparnya kepada TV Parlemen.

“Waktu ditanya judul, mereka usul : abang kan banyak itu kata-kata yang unik. Ada “ngeri-ngeri sedap”. Ada “masuk barang tuh”. Akhirnya saya pilih ngeri-ngeri sedap saja,” imbuh Sutan.

Buku “Ngeri-Ngeri Sedap Menggoyang Senayan” juga sempat diberikan Sutan kepada Ketua Majelis Hakim Pengadilan Tipikor, Artha Theresia, dalam persidangan kasus suap dari Sekjen Kementerian ESDM.

“[Buku ini] belum beredar, eh saya sudah jadi tersangka,” celetuk Sutan di sela-sela persidangan pada 2015 lalu.

Baca juga artikel terkait OBITUARI atau tulisan lainnya dari Putu Agung Nara Indra

tirto.id - Humaniora
Reporter: Putu Agung Nara Indra
Penulis: Putu Agung Nara Indra
Editor: Putu Agung Nara Indra