tirto.id - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, buka suara soal kenaikan harga sewa kios di Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) Tanah Abang, Jakarta Pusat. Ia mengaku tak bisa mengintervensi terlalu jauh terkait kenaikan harga sewa sekaligus penyegelan kios tersebut.
Sebab, kata Heru, kios di JPM Tanah Abang dikelola oleh BUMD DKI Jakarta bernama Perumda Sarana Jaya. Proses sewa di JPM tersebut tergolong business to business (B2B) antara pedagang dengan Sarana Jaya.
"Sarana Jaya nanti tanya. Ya, karena ini kan B2B, proses perusahaan. Saya tidak bisa turut campur," sebutnya kepada awak media, Jumat (11/10/2024).
Di satu sisi, Heru mengaku telah mendapatkan informasi soal kenaikan harga sewa dan penyegelan kios tersebut. Ia mengeklaim, persoalan tersebut bakal dirampungkan langsung oleh Sarana Jaya.
"Saya sudah dapat juga laporan, ya nanti diselesaikan sama Sarana Jaya," tutur Heru.
Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Tanah Abang, Jimmy Rory, mengungkapkan harga sewa (service charge) kios di JPM Tanah Abang berlangsung tanpa adanya diskusi dengan para pedagang. Menurut Jimmy, harga sewa kios di JPM Tanah Abang semula Rp560 ribu per bulan.
Kemudian, Sarana Jaya menaikkan harga sewa kios menjadi Rp800 ribu per bulan. Belum lewat satu bulan, Sarana Jaya kembali menaikkan harga sewa kios tersebut.
"Belum ada dua minggu, Sarana Jaya mengedarkan lagi edaran, nilai service charge sebesar Rp1,4 juta," ucap Jimmy kepada awak media, Jumat.
Jimmy mengatakan, harga sewa kios dinaikkan karena pengelola hendak memperbaiki fasilitas dan sarana-prasarana JPM Tanah Abang. Namun, katanya, fasilitas dan sarana-prasarana JPM Tanah Abang tak kunjung diperbaiki.
Bahkan, ada lantai di toilet yang dibiarkan hancur. Di satu sisi, pedagang di JPM juga tak difasilitasi dengan listrik. Karena itu, mewakili pedagang lain, ia meminta harga sewa kios agar diturunkan menjadi Rp800 ribu per bulan.
Jimmy juga meminta Perumda Sarana Jaya agar membuka segel kios agar para pedagang dapat segera mencari pemasukan. Menurut dia, kios-kios di JPM Tanah Abang disegel oleh Sarana Jaya karena para pedagang menolak kenaikan harga sewa kios.
"Bisa dilihat bahwa banyak ini kios, kurang lebih dari 200-an kios, disegal, ditutup sama mereka," sebutnya.
Kata Sarana Jaya
Staf Pengembangan Bisnis dan Pemasaran Perumda Sarana Jaya Donni Setiawan berujar, usai menemui perwakilan pedagang Tanah Abang, pihaknya telah membuka segel kios di JPM.
"Aspirasi bapak atau ibu pedagang kami dengarkan. Lalu, kios yang disegel, kita buka tadi," tuturnya kepada awak media, Jumat.
Di satu sisi, kata Donni, Sarana Jaya kini tengah mendata para pedagang yang bersedia membayar sewa kios dengan cara dicicil. Pedagang diperkenankan mencicil hingga 10 Desember 2024.
Ia mengakui, Sarana Jaya masih berdiskusi secara internal terkait harga sewa kios tersebut. Menurut Donni, pihaknya tidak bisa langsung memberikan keputusan atas tuntutan para pedagang terkait penyesuaian harga sewa kios.
"Sedang dikaji tim manajemen di sana. Kita punya kajian, kita punya pengeluaran, beban operasional. Tapi untuk diputuskan sekarang, harus ada proses, tidak bisa dipaksa sekarang," urai dia.
Penulis: Muhammad Naufal
Editor: Anggun P Situmorang