Menuju konten utama

Heru Budi Klaim Jakarta Tak Banjir Bila Hujan Kurang dari 5 Jam

Heru Budi mengatakan banjir yang menggenangi Jakarta disebabkan akibat sistem drainase yang sudah tidak bisa menampung volume air saat hujan deras.

Heru Budi Klaim Jakarta Tak Banjir Bila Hujan Kurang dari 5 Jam
Kendaraan melintas saat banjir di kawasan Cempaka Putih, Jakarta, Kamis (29/2/2024). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/YU

tirto.id - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, menilai masalah banjir yang sempat menggenangi sejumlah wilayah di Jakarta beberapa hari yang lalu akibat sistem drainase yang sudah tidak bisa menampung volume air hujan yang turun, apalagi saat hujan deras.

Menurut dia, volume air hujan yang turun di DKI Jakarta belakangan ini mencapai 180 milimeter per hari. Sementara itu, drainase di Ibu Kota hanya bisa menampung 100 milimeter-150 milimeter per hari.

"Terakhir sekitar posisi antara 14, 15, 16 [Maret], curah hujan cukup tinggi, 180 milimeter. Sedangkan, drainase kita hanya menampung maksimum makro 150 milimeter, kalau mikro 100 milimeter," ucap Heru kepada awak media, Senin (18/3/2024).

Eks Wali Kota Jakarta Utara itu mengakui, sebagian wilayah Jakarta masih terendam banjir saat hujan lebat terjadi selama lebih dari lima jam. Klaimnya, jika hujan tak terjadi lebih dari lima jam, banjir tak akan menggenangi DKI Jakarta.

"Memang masih di area tertentu, Jakarta mengalami banjir jika curah hujan cukup tinggi dan curah hujan tidak henti di atas 5 jam. Kalau di bawah 5 jam, curah hujan di bawah 150 mm, semua masih bisa diatasi," ungkap Heru.

Heru menyebutkan, untuk menangani banjir tersebut, Pemprov DKI Jakarta membutuhkan embung air dalam jumlah yang banyak.

Tak cuma itu, pemerintah setempat juga akan menambah jumlah pompa air mobile. Namun, kini ada sejumlah pompa air mobile yang disebut sedang dalam keadaan rusak.

"Saat ini, pompa mobile ada sekitar 580 [buah] dan semuanya aktif. Hanya ada 10 [buah] yang sedang perbaikan ringan," katanya.

Dalam kesempatan itu, Heru berharap hujan yang mengguyur Jakarta tidak terlalu lebat. Mengingat, BMKG memprediksi datangnya musim kemarau di Jakarta terlambat.

"Kalau terlambat berarti musim hujannya lebih panjang, mudah-mudahan dengan lebih panjang, curah hujannya tetap dalam batas normal," sebut dia.

Diketahui, pada Maret 2024 saja, Jakarta kebanjiran hingga dua kali. Tepatnya pada 1 Maret 2024, enam ruas jalan dan empat rukun tetangga (RT) terendam banjir. Menurut BPBD DKI Jakarta, banjir pada 1 Maret 2024 terjadi akibat guyuran air hujan.

Sementara itu, pada 15 Maret 2024, sebanyak 16 RT terendam banjir. Penyebab banjir ini juga karena guyuran air hujan.

Banjir parah pun sempat terjadi saat hari pencoblosan Pemilu 2024 pada 14 Februari lalu.

Akibat diguyur hujan, sebanyak 70 tempat pemungutan suara (TPS) kebanjiran. Heru Budi pun menjadi bulan-bulanan warga net lantaran dianggap tak becus mengurusi persoalan banjir.

Baca juga artikel terkait BANJIR JAKARTA atau tulisan lainnya dari Muhammad Naufal

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Muhammad Naufal
Penulis: Muhammad Naufal
Editor: Bayu Septianto