Menuju konten utama

HBA Maret Melesat ke USD 203,69/Ton Imbas Perang Rusia-Ukraina

Imbas konflik Rusia-Ukraina, sejumlah negara di Eropa beralih ke batu bara sebagai sumber energi.

HBA Maret Melesat ke USD 203,69/Ton Imbas Perang Rusia-Ukraina
Foto udara aktivitas bongkar muat batu bara di kawasan pantai Desa Peunaga Cut Ujong, Kecamatan Meureubo, Aceh Barat, Aceh, Kamis (9/12/2021). ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/rwa.

tirto.id - Kementerian Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) menetapkan Harga Batu Bara Acuan (HBA) pada Maret 2022 sebesar 203,69 dolar AS per ton, atau naik 15,31 dolar AS per ton dari Februari 188,38 dolar AS per ton. Kenaikan ini terjadi akibat meningkatnya ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina.

"Konflik ketegangan geopolitik yang terjadi di Eropa Timur antara Rusia dan Ukraina menyebabkan ketidakpastian pada pasokan gas," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi di Jakarta, Selasa (8/3/2024).

Rusia merupakan salah satu produsen gas terbesar di dunia. Sehingga adanya konflik tersebut menyebabkan terjadinya kendala pasokan gas di Eropa. "Negara-negara Eropa bahkan mulai beralih ke batu bara sebagai sumber energi," jelasnya.

HBA sendiri merupakan harga yang diperoleh dari rata-rata indeks Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya, dengan kualitas yang disetarakan pada kalori 6322 kcal/kg GAR, total Moisture 8 persen, total Sulphur 0,8 persen, dan Ash 15 persen.

Nantinya, harga ini akan digunakan secara langsung dalam jual beli komoditas batu bara (spot) selama satu bulan pada titik serah penjualan secara free on board di atas kapal pengangkut (FOB Veseel).

Terdapat dua faktor turunan yang memengaruhi pergerakan HBA, yaitu supply dan demand. Pada faktor turunan supply dipengaruhi oleh cuaca, teknis tambang, kebijakan negara penyuplai, hingga teknis rantai pasok seperti kereta, tongkang, maupun loading terminal.

Sementara untuk faktor turunan demand dipengaruhi oleh kebutuhan listrik yang turun berkorelasi dengan kondisi industri, kebijakan impor, dan kompetisi dengan komoditas energi lain, seperti LNG, nuklir, dan hidro.

Baca juga artikel terkait HARGA BATU BARA atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Bisnis
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Fahreza Rizky