tirto.id - Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto mengatakan, klaim kemenangan Paslon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno bertolak belakang dalam menilai hasil hitung cepat.
"Partai politik pendukung Prabowo-Sandi pun mengakui quick count untuk partai politiknya. Sehingga sangat ironi ketika quick count parpol diterima, kemudian quick count pilpres tidak diterima," ujar Hasto di kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Jumat (19/4/2019).
Diketahui, sikap Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga menolak hasil hitung cepat Pilpres 2019 sejumlah lembaga survei.
Hal ini, kata Hasto, jelas bertolak belakang dengan situasi saat ini, karena kubu Prabowo enggan mengakui hitung cepat Pilpres. Selain itu, juga mendeklarasikan kemenangan. Ditambah, hasil hitung cepat yang disebut Prabowo berbeda dalam beberapa kesempatan.
Hasto mengungkit, sikap kubu Prabowo Pilkada DKI Jakarta 2017. Saat itu, kata Hasto, Prabowo mengusung pasangan Anies-Sandi dan menggunakan hasil hitung cepat beberapa lembaga survei.
Usai pencoblosan, Rabu (17/4/2019) Pilpres 2019, tercatat Prabowo Subianto telah tiga kali berpidato mendeklarasikan kemenangan. Hingga Jumat (19/4/2019) kubu Prabowo menggelar acara syukuran kemenangan.
Hasto menilai, soal hitung cepat ini, telah mengacu hasil 12 lembaga survei yang menunjukkan peroleh suara Jokowi-Ma'ruf sebesar 54,5 persen, sedangkan Paslon 02, Prabowo-Sandi 45,5 persen. Namun, tidak membuat Jokowi-Ma'ruf mendeklarasikan kemenangan sepanjang KPU belum merilis hasil rekapitulasi.
"Ibu Megawati mengingatkan kami kia semua sebaiknya mennggu proses rekapitulasi secara berjenjang oleh KPU," kata dia.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Zakki Amali